Hidup di kota itu enak, bisa dibilang serba lengkap, ada sarana pendidikan, kesehatan, olah raga, hiburan, pokoknya semua ada, selama Anda punya uang tentu saja. Tapi pernahkah kita berpikir tentang saudara-saudara kita hidup di daerah perbatasan?. Jarang atau mungkin tidak pernah terpikirkan sama sekali.
Jangan khawatir, Anda bukan satu-satunya. Bahkan presiden sebelum era Jokowi, yang seharusnya mengayomi seluruh rakyat Indonesia, segala lapisan masyarakat, segenap tumpah darah Indonesia, pun bisa luput untuk memperhatikan masyarakat yang hidup di daerah perbatasan. Ibaratnya sudah hidup dipinggir, masih terpinggirkan lagi, jangankan dilirik, diingat pun tidak. Lebih asyik bikin lagu dan launching album, mungkin demikian pemikirannya.
Daerah perbatasan itu bisa dikategorikan sebagai daerah vital menurut saya, karena menyangkut kedaulatan negara. Bila ada serangan dari musuh, warga perbatasanlah yang lebih dulu tahu. Bila ada serangan dari musuh, warga perbatasanlah yang pertama menjadi korbannya. Bila pemerintah tidak memperhatikan kondisi kehidupan dan kesejahteraan mereka, bagaimana mereka bisa memiliki rasa cinta tanah air dan semangat berkorban untuk Indonesia?
Beruntunglah hal tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut. Puluhan tahun Indonesia Merdeka, atau tepatnya 71 tahun kita telah Merdeka, Presiden silih berganti, mungkin hanya Jokowi satu-satunya presiden yang ingat dengan rakyatnya yang berada diperbatasan dan memberi perhatian kepada mereka.
Tidak percaya?. Ini salah satu pernyataan warga perbatasan yang dikutip dari antaranews.com.
Penduduk Indonesia di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kalimantan Barat, mengaku baru dapat merasakan dampak positif pembangunan di daerahnya setelah era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mereka pun memuji Jokowi.
“Kami baru merasakan sesungguhnya menjadi masyarakat Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, program pembangunan benar-benar terealisasi dengan kerja nyata beliau,” kata tokoh masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia, Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Heny Sudayat kepada Antara, Kamis.
Menurut Sudayat, kerja nyata Presiden Joko Widodo antara lain adalah pembangunan jalan dan fasilitas umum di daerah perbatasan.
“Apa yang dilakukan Pak presiden sangat sesuai dengan impian dan harapan masyarakat selama ini, semoga Pak Joko Widodo ke depan dapat memimpin kembali negeri ini,” kata Sudayat.
Tidak percaya lagi? Inilah bukti foto pembangunan infrastruktir sebelum dan setelah Jokowi memimpin
Jokowi dimasa dua tahun pertama kepemimpinannya telah banyak melakukan gebrakan luar biasa, membangun infrastruktur di daerah perbatasan, merenovasi total pos lintas batas negara (PLBN), bahkan Jokowi menginginkan agar daerah perbatasan dapat menjadi sentra ekonomi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar perbatasan.
Untuk pembangunan infrastruktur itu sendiri, Pemerintahan Jokowi tidak ragu untuk menggelontorkan dana sebesar Rp.16 triliun di perbatasan Kalimantan dari Kalimantan Utara sampai Kalimantan Barat.
Jadi agak aneh rasanya bila kita perhatikan di sosmed ada segelintir masyarakat dan mahasiswa yang meneriakkan bahwa rakyat menjerit, rakyat makin miskin, rakyat kelaparan dan sebagainya. Padahal bila ada rakyat yang menjerit, miskin, kelaparan, harusnya rakyat yang ada di pedalaman dan perbatasanlah yang lebih berhak untuk itu karena merekalah yang selama ini terabaikan.
Toh buktinya, mereka malah berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang berkat kepemimpinannya, taraf hidup mereka, perekonomian mereka, infrastruktur di daerah mereka malah meningkat pesat.
Jadi saya setuju dengan pendapat rekan saya sesama penulis, biasanya yang menjerit ini itu, protes ini itu adalah mahasiswa NASAKOM yaitu mahasiswa yang cuma punya IPK Satu Koma, malas belajar, kebanyakan demo iya. Punya duit bukan buat beli makan, malah beli pulsa dan kuota untuk menyebar berita hoax dan fitnah kepada pemerintah. Jadi wajarlah kalau mereka yang menjerit kelaparan. Bodoh koq dipelihara.