Indovoices.com –Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini tengah menjadi sorotan publik karena lonjakan penambahan kasus harian Covid-19 dalam sepekan terakhir dan sejumlah kebijakan yang dinilai tidak dapat menekan angka penyebaran virus corona.
Salah satu kebijakan yang disoroti adalah sistem ganjil genap. Bahkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta Pemprov DKI mengevaluasi penerapan sistem ganjil genap tersebut.
Tak berhenti sampai di situ, Pemprov DKI juga tengah disorot terkait krisis ketersediaan lahan pemakaman untuk jenazah Covid-19.
Perlu diketahui, Pemprov DKI telah menyediakan dua taman pemakaman umum (TPU) khusus jenazah terkait Covid-19, yakni TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur dan TPU Tegal Alur di Jakarta Barat.
Sisa liang lahat di TPU Pondok Ranggon
Isu krisis ketersediaan lahan pemakaman bagi jenazah Covid-19 muncul ketika Komandan Regu TPU Pondok Ranggon Nadi (47) mengatakan bahwa jatah liang lahat untuk menguburkan jenazah terkait Covid-19 hanya tersisa 1.100 lubang hingga Jumat (4/9/2020) siang.
Sisa liang lahat itu terhampar di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di sisi selatan TPU. Sejak dibuka pada Maret 2020, sudah delapan blad baru dibuka untuk liang lahat jenazah Covid-19 di TPU Pondok Ranggon.
“Kami pakai blad 91 sampai 99, kecuali blad 97 yang dipergunakan untuk masyarakat umum. Untuk jumlahnya berbeda-beda, ada yang satu blad bisa untuk 240 jenazah, ada juga yang 300 jenazah,” kata Nadi, Jumat.
Nadi memaparkan belum genap satu minggu, sebanyak 117 jenazah Covid-19 sudah dimakamkan di TPU Pondok Ranggon. Jumlah tersebut tercatat dalam enam hari yakni sejak Senin (31/8/2020) hingga Sabtu (5/9/2020).
Baca juga: Belum Satu Minggu, TPU Pondok Ranggon Makamkan 117 Jenazah Terkait Covid-19
Meskipun demikian, Nadi mengaku tak kaget dengan jumlah jenazah terkait Covid-19 yang harus dimakamkan itu karena dalam satu minggu rata-rata jenazah Covid-19 yang dimakamkan bisa mencapai 180.
Sejak Maret hingga akhir Agustus 2020, kata Nadi, petugas bahkan telah memakamkan sebanyak 2.623 jenazah.
Namun, dia belum dapat memastikan jumlah jenazah yang berstatus positif dan berapa yang proses pemakamannya hanya mengikuti protokol Covid-19.
Dengan mempertimbangkan jumlah jenazah yang harus dimakamkan dalam sepekan terakhir itu, Nadi pun memperkirakan lahan pemakaman di TPU Pondok Ranggon akan penuh pada Oktober mendatang.
“Untuk TPU Pondok mungkin di pertengahan Oktober sudah kritis,” kata Nadi.
Anies minta warga tak berspekulasi
Menanggapi isu kritis ketersediaan lahan pemakaman itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga tak sembarangan berspekulasi.
Pasalnya, menurut Anies, Pemprov DKI telah memperhitungkan secara matang ketersediaan lahan pemakaman di Ibu Kota dan jumlah jenazah yang harus dikubur sejak awal kemunculan kasus Covid-19 pada Maret 2020 silam.
“Jangan bersepkulasi dulu, seakan-akan tidak ada tempat,” kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (7/9/2020).
Anies bahkan mengklaim Pemprov DKI telah menyiapkan lahan pemakaman alternatif bagi jenazah Covid-19 selain di TPU Pondok Ranggon dan TPU Tegal Alur. Namun tak dijelaskan secara detail lokasi pemakaman alternatif tersebut.
“Sudah disiapkan alternatif-alternatif tempat, jadi bukan sekarang tapi sejak bulan Maret,” ucapnya.
Anies kemudian menegaskan lahan pemakaman baik yang saat ini telah digunakan maupun lokasi alternatif itu dapat menampung jenazah Covid-19 yang jumlahnya terus mengalami peningkatan.
“Kita ikuti perkembangan bersama dengan kebutuhan, insya Allah tidak akan ada kekurangan,” ujar Anies.
Sementara itu, penambahan jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta kembali menembus angka 1.000 yakni 1.105 per Senin kemarin. Sehingga kumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta adalah 47.796 orang.
Sebanyak 35.431 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,1 persen. Lalu, 1.318 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,8 persen.
Sedangkan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota adalah 11.047 orang, artinya mereka masih menjalani perawatan atau isolasi.(msn)