Indovoices.com-Upaya pemerintah dalam mewujudkan peningkatan ekonomi Indonesia dari desa salah satunya melalui dana desa. Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mengatakan dana desa yang jumlahnya semakin meningkat tiap tahun diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
“Selama ini kita berpikir dana desa adalah sebuah kebijakan berani Presiden Joko Widodo karena dana desa itu prinsip utamanya adalah instrument distrisubusi keadilan,” ujarnya saat menjadi pembicara pada acara Tempo Economics Briefing 2020 dengan tema “Mencari Peluang Pertumbuhan Ekonomi Baru di Tahun 2020 di Jakarta.
Budi Arie menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen. Sementara rerata pertumbuhan ekonomi di 122 Daerah Tertinggal mencapai 6,47 persen.
Lanjutnya, mayoritas wilayah peembangunan berada di perdesaan, saat ini terdapat 514 Kabupaten/Kotamadya yang terdiri dari 74.954 Desa dan 8.430 Kelurahan. Di mana, 12,06 persen Kabupaten/Kotamadya di Indonesia merupakan Daerah Tertinggal.
“Persoalan konsumsi rumah tangga perdesaan masih Rp1.171 triliun, hanya berkontribusi 14 persen dari total konsumsi rumah tangga nasional yang mencapai Rp8.269 triliun,” ungkapnya.
Sejak diturunkannya dana desa, sepanjang tahun 2015-2019 dana desa naik dari Rp 20,8 triliun menjadi Rp 70 triliun, dominasi dana desa belum ke sektor produktif 77% masih terkonsentrasi ke sektor jalan, jembatan dan pelabuhan, selain itu peningkatan pembangunan infrastruktur konektivitas desa sebesar 36,15%, dan penurunan biaya investasi ke desa sampai 0,75%, itu adalah beberapa peran dari dana desa dalam pembangunan infrastruktur.
“Namun, kedepannya kan dana desa ini harus digeser jadi produk perekonomian desa. Awalnya memang untuk infrastruktur. Saya waktu kunjungan kerja ke desa melihat jalan-jalan sudah mulai bagus, fasilitas umum sudah lebih baik. 5 tahun ke depan Rp400 triliun dana desa digelontorkan diharapkan ledepannya lebih banyak untuk pengembangan ekonomi perdesaan dan peningkatan kualitas SDM di desa,” terangnya.
Kedepannya Arie berharap pertumbuhan ekonomi dari desa ini bisa dikembangkan melalui, pertama, konektivitas sampai ke lokasi usaha tani, kedua, pembangunan klaster ekonomi perdesaan, ketiga, pengembangan desa wisata, keempat digitalisasi desa dan e-commerce untuk perdagangan dari desa, dan kelima peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui peningkatan kualitas SDM.
“Sehingga permasalahan sumber kemiskinan di desa bisa di atasi, dan ada pergerakan ekonomi di desa,” pungkasnya. (jpp)