Iseng-iseng buka Youtube, saya menemukan banyak sekali testimoni terkait bulan puasa dan lebaran tahun ini. Mungkin pembaca juga telah mengetahuinya, seperti misalnya mengenai harga-harga kebutuhan pokok yang nyaris tidak mengalami kenaikan sama sekali.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun menjelang dan selama bulan puasa, harga kebutuhan pokok pasti mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Kenaikan harga kebutuhan pokok seakan sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun dialami oleh masyarakat kita.
Namun tidak demikian halnya dengan tahun ini. Stabilnya harga bahan pokok ini adalah berkat kerja keras tanpa gembar-gembor dari pemerintah, dalam hal ini adalah pihak kepolisian dan Bulog yang berhasil memberantas hampir 500 mafia pangan yang selama puluhan tahun merajalela mengendalikan harga pangan di Indonesia.
Lalu berlanjut ke masalah jalan tol yang selama ini dicerca oleh pihak oposisi, yang katanya dibangun dengan hutang, yang katanya dijual ke asing dan bla..bla.. sebagainya. Terbukti sangat berguna dan dimanfaatkan oleh warga yang akan mudik, termasuk oleh orang-orang yang selama ini bisanya cuma nyinyir saja. Dalam sejarahnya, bahkan dikatakan bila mudik tahun inilah yang paling lancar tanpa harus bermacet-macetan di jalan terutama dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.
Banyak testimoni dari masyarakat yang memakai tol tersebut, semuanya berterima kasih kepada Jokowi, karena berkat dirinyalah infrastruktur dibangun secara massif tiga tahun terakhir ini, dan buahnya sudah mulai kita nikmati di tahun ke empat dan saya yakin akan kita nikmati juga di tahun-tahun berikutnya.
Tentu saja berbagai pencapaian tersebut di satu sisi membuat kita bangga, namun di sisi lain, kaum oposisi makin merasa panas, meradang terbakar api kebencian, iri dan dengki. Jadi tidak heran bila segala macam fitnah, berita hoax serta serangan kepada Jokowi juga akan meningkat pesat.
Bagi kaum oposisi dan pendukungnya, mereka tidak perduli bila kemajuan yang dicapai oleh Jokowi tersebut adalah berarti kemajuan buat bangsa Indonesia juga. Ibarat seorang pendengki, mereka akan tertawa kalau orang lain susah, dan menangis kalau orang lain senang. Apapun akan mereka lakukan asal syahwat politik mereka terpenuhi, bahkan walaupun itu berarti harus mengorbankan kemajuan bangsa. Segala nyinyiran, fitnah dan cacian dilontarkan.
Untungnya Jokowi bukanlah presiden yang baperan, bukan juga presiden yang suka curhat di sosmed. Dan yang pasti bukan presiden hanya bisa berucap “semua bisa saya jelaskan”, namun tidak jelas-jelas. Karena bila Jokowi adalah presiden model seperti itu, mungkin hari ini Indonesia masih menjadi negara yang sama seperti 10 tahun yang lalu atau bahkan lebih buruk lagi mengingat kaum pro khilafah dan radikal sudah menyelusup dan menebarkan racun-racun khilafahnya dalam berbagai institusi kepemerintahan.
Jokowi adalah “a man with action”, orang yang tak banyak bicara, bicaranya adalah melalui hasil kerjanya. Hasil kerjanyalah yang kita rasakan hari ini, hasil kerjanya juga yang berbicara kepada kita bagaimana bendungan dibuat untuk meningkatkan berbagai produksi pertanian, mengairi lahan-lahan sawah, hasil kerjanya berbicara di setiap pelabuhan dan bandara yang kita singgahi, serta di jalan tol yang kita lalui.
Tak luput juga hasil kerjanya membisikkan kepada kita mengenai betapa bangganya masyarakat yang tinggal di pos-pos perbatasan yang selama ini tersisihkan, aliran listrik yang sudah menjangkau hampir seluruh pelosok terdalam di tanah air. Bahkan hasil kerjanya pun mampu berteriak dengan lantang dari sudut timur di Indonesia sana, tanah Papua yang selama ini dianaktirikan, baru kali ini mereka merasa menjadi anak kandung Ibu Pertiwi.
Di dunia internasional, Indonesia mampu bangkit dari negara yang selama ini dipandang dengan sebelah mata menjadi negara yang berdaulat dan disegani. Tiongkok yang merupakan salah satu raksasa dunia, pun harus angkat topi melihat keberanian seorang presiden yang kurus ceking dengan wajah ndeso berdiri di geladak kapal perang dengan dada yang dibusungkan saat berkunjung ke Laut Natuna Utara beberapa waktu yang lalu.
Lihat saja betapa kagumnya presiden Afghanistan terhadap presiden kita, dirinya tak ragu memberikan medali kehormatan tertinggi atas keberanian Jokowi berkunjung ke sana tanpa rasa takut sedikit pun. Lihat juga bagaimana Jepang yang masyarakat dan medianya begitu tertarik dan sosok Jokowi, bahkan kisah perjalanan Jokowi sampai dimuat di sebuah koran Jepang hingga dua halaman penuh.
Negara hebat sekelas Amerika Serikat pun pernah mengumumkan kekagumannya kepada Jokowi melalui mantan Presiden Obama ketika bertemu dengan Jokowi. Obama merasa salut dan mengapresiasi kinerja Kepala Negara Indonesia selama ini.
Tak luput, majalah paling populer di Amerika Serikat, TIME, menjadikan foto Jokowi sebagai gambar sampulnya dengan headline “A NEW HOPE,” yang artinya adalah harapan baru.
Semuanya berkat apa? Atau lebih tepatnya semua itu disebabkan oleh apa? Jawaban saya, hasil kerjanya lah yang berbicara kepada dunia internasional, dan hasil kerjanya lah yang berbicara kepada rakyat Indonesia. Sama seperti mudik tahun ini yang berjalan dengan lancar tanpa menemukan kemacetan yang berarti. Atau harga-harga kebutuhan pokok yang tetap stabil di bulan puasa dan Ramadhan ini.
Seperti halnya pepatah yang berbunyi “kampret sirik tanda tak mampu” dan “anjing menggonggong khilafah pun berlalu”. Itulah yang dilakukan oleh Jokowi. Daripada menghabiskan waktu melayani gonggongan tersebut, beliau lebih memilih untuk konsentrasi bekerja. Karena dirinya percaya, terpilih tidaknya dirinya untuk kedua kalinya kelak bukan disebabkan oleh gonggongan kaum anti Jokowi, namun kepuasan rakyat Indonesia atas hasil kerjanya yang akan menentukan kelak.
Lalu sampai pada pertanyaan terakhir, apa yang harus kita lakukan sebagai pendukung maupun sukarelawan Jokowi?.
Walaupun hasil kerja Jokowi mampu mempromosikan Jokowi dengan sangat baik. Namun tanpa kita kawal, berita mengenai prestasi dan hasil kerja beliau akan gampang dimanipulasi, dipelintir, dirubah, bahkan ditutup-tutupi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisi politiknya.
Jadi tugas kita lah untuk memastikan agar berita hasil kerja beliau tersampaikan dengan baik tanpa terdistorsi hingga ke akar rumput. Saya tidak terkejut seusai lebaran ini selesai, bila banyak kampret yang akan berubah menjadi cebong setelah menyaksikan dan menikmati sendiri hasil kerja Jokowi, melalui jalan tol yang mereka lalui. Bukankah begitu kawan?
Trailer Mudik Lancar, Jokowi Panen Apresiasi