Indovoices.com –Presiden Jokowi menyoroti tingginya penyebaran corona di tiga provinsi, salah satunya Jawa Timur. Provinsi dengan salah satu penduduk terbesar di Indonesia itu kini bahkan sudah masuk zona hitam corona.
Merespons hal itu, Anggota DPR Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo), Arzeti Bilbina, menyebut tes massal corona mendesak untuk segera dilakukan di Jatim, khususnya Surabaya sebagai episentrum.
“Adanya zona hitam itu kan karena bertambahnya terus masyarakat yang terinfeksi virus corona dan tidak adanya rapid test massal. Kalau ada misalnya tes massal (kasus positif) terus naik, bisa diputus mata rantainya, bisa ditracing,” kata Arzeti saat dimintai tanggapan soal penanganan COVID-19 di Jatim.
“Kalau sekarang kan sulit, makanya harus ada pencegahan di mana kenaikan signifikannya itu terjadi. Sehingga itu yang akan kita ketahui lebih cepat,” sambungnya.
Selain itu, Arzeti menilai perlu juga sosialisasi dan edukasi yang masif dari pemerintah daerah untuk pencegahan corona di masyarakat. Sebab, dia meyakini, karakter masyarakat Jatim jika disosialisasikan dengan baik, akan manut.
“Sebetulnya masyarakat sendiri dengan disosialisasikan mereka masuk ke dalam hati, mereka sudah bisa kok. Karena mereka tahu mereka sehat itu untuk diri mereka sendiri dan orang-orang lain. Kalau kita sampai pakai aparat dan lain-lain itu kan artinya warganya tidak mematuhi aturan. Tetapi kayaknya sampai sekarang kalau saya bicara Surabaya enggak perlu harus seperti itu sangat,” papar politikus PKB itu.
Lebih lanjut, Arzeti yang juga duduk di Komisi kesehatan (IX) DPR itu meminta agar penjelasan mengenai new normal juga utuh dari pemerintah. Sebab, jangan sampai new normal justru disalah artikan, lalu membuat masyarakat euforia.
“Yang harus diantisipasi bahwa pencegahan di diri kita yang harus kita kuatkan. Jadi, jangan sampai dengan adanya new normal seolah-olah euforia membuat kita lupa bahwa ada virus yang akan menghantam kita dan keluarga yang kita cintai,” tandas Arzeti.(msn)