Indovoices.com-Presiden Joko Widodo mengatakan hingga vaksin yang efektif ditemukan, kita harus hidup berdamai dengan COVID-19. Jokowi sebut alasan pilih PSBB ketimbang lockdown agar warga bisa beraktivitas, namun harus taati aturan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah terus berusaha agar pandemi corona di Indonesia segera berakhir. Namun, Jokowi menyebut, berdasarkan keterangan para ahli, kasus yang turun tidak berarti langsung landai.
“Kita berusaha keras dan berharap puncak pandemi COVID-19 ini akan segera menurun. Namun demikian, beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun, tidak berarti langsung landai atau langsung nol,” kata Jokowi dalam video yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden,.
Menurut Jokowi, kemungkinan kasus corona di Indonesia masih bisa naik dan turun secara fluktuatif. Jokowi mengatakan sebelum ada vaksin corona, masyarakat harus hidup berdamai dengan virus ini.
“Ada kemungkinan masih bisa naik lagi, atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi, dan seterusnya. Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan COVID untuk beberapa waktu ke depan,” ujarnya.
”Beruntung sejak awal memilih PSBB, bukan lockdown”
Karena itulah, Jokowi mengatakan pihaknya memilih kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) agar masyarakat masih bisa beraktivitas secara terbatas. Namun, ia mewanti-wanti agar masyarakat serius mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
“Dan kita beruntung sejak awal memilih kebijakan PSBB, bukan lockdown atau karantina wilayah. PSBB adalah pembatasan kegiatan di tempat umum atau di fasilitas umum dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak antar orang,” ujar Jokowi.
Dijelaskan Jokowi, dengan PSBB masyarakat masih bisa beraktivitas, namun tetap dibatasi. Jokowi menekankan masyarakat harus sadar membatasi diri dan tidak boleh berkumpul dalam skala besar.
Masih belum disiplin menerapkan aturan PSBB
Jokowi mengatakan, saat ini masih ditemukan masyarakat yang berkerumun dan tidak disiplin menggunakan masker.
“Bukan hanya aparat yang mengingatkan untuk disiplin, tapi mengajak masyarakat untuk secara sadar mendisiplinkan diri. Saya masih sering menjumpai masyarakat yang tidak bermasker. Nanti tolong kita semuanya bermasker. Masih bergerombol, berkerumun, hindari itu,” tutupnya.
Jokowi mengatakan selama PSBB ini masyarakat masih berkerumun ramai, padahal pemerintah sudah mengimbau agar warga tidak berkerumun. Dia mengaku sering mendapat informasi terkait aktivitas warga.
“Saya melihat di beberapa daerah dari informasi yang saya terima, jalannya sepi tetapi di kampungnya masih berkerumun ramai, di kampungnya masih banyak yang bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik itu harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan,” katanya.(msn)