Indovoices.com –Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen membahas kerja sama kedua negara. Termasuk kerja sama ekonomi untuk mempermudah masuknya industri Indonesia ke Kamboja.
“Terkait investasi, Presiden Jokowi meminta dukungan agar perusahaan BUMN dan swasta Indonesia dapat menjadi mitra pembangunan dan investasi utama di Kamboja,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers.
Beberapa sektor diungkapkan Jokowi menjadi andalan untuk masuk ke Kamboja. Antara lain sistem perkeretaapian dan pemenuhan kebutuhan gerbong kereta, pembangunan pembangkit listrik apung, kebutuhan kapal tunda (tugboat), dan proyek infrastruktur di Kamboja.
Selain itu, Indonesia juga membicarakan mengenai kerja sama internasional. Dimana 3 negara ASEAN memegang posisi ketua di organisi internasional yakni Indonesia menjadi Ketua G-20, Kamboja menjadi Ketua ASEAN, dan Thailand menjadi Ketua APEC.
“Presiden Jokowi menyampaikan harapan agar terdapat koordinasi dan sinergi antara ketiga negara yang semuanya adalah negara anggota ASEAN baik dari segi waktu penyelenggaraan maupun substansinya,” terang Retno.
Kedua negara juga membahas mengenai penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Antara lain untuk mengembangkan vaksin multilateral untuk mencapai kesetaraan akses vaksin.
Jokowi juga mendorong adanya kerja sama di sektor kesehatan. Termasuk untuk pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan. “Presiden juga mengajak Kamboja untuk memperkuat kerja sama di bidang farmasi, obat-obatan, dan peralatan kesehatan,” jelas Retno.
Peluncuran joint venture Dynamic Argon, Co., Ltd. yang merupakan hasil kerja sama antara salah satu perusahaan farmasi di Indonesia dengan mitranya di Kamboja pada tahun 2019 lalu merupakan awal yang baik bagi kerja sama kesehatan antara kedua negara. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo meminta dukungan PM Hun Sen untuk perluasan investasi BUMN dan swasta Indonesia di bidang farmasi dan peralatan kesehatan di Kamboja.
Sementara isu kedua yang dibicarakan keduanya ialah kerja sama ekonomi untuk pemulihan ekonomi. Presiden Joko Widodo, dalam pertemuan tersebut, mendorong upaya peningkatan volume perdagangan kedua negara antara lain dengan adanya jalur pengiriman langsung antara kedua negara di mana Pelindo II sudah menjajaki rencana tersebut.