Saya melihat beberapa video di youtube tentang perkembangan pembangunan Papua yang dilakukan dalam 3 tahun terakhir ini sejak Jokowi menjadi Presiden Indonesia. Jujur saja, saya merinding.
Berpuluh-puluh tahun, tanpa harus membacapun, kita sudah tahu bahwa Papua adalah satu dari sekian banyak pulau yang ditelantarkan oleh pemerintah pusat. Papua adalah pulau yang kaya raya. Freeport berdiri tegak disana dan kalau dikelola dengan baik oleh pemerintah Indonesia, dari sejak tahun 1970, misalnya. Indonesia bisa menjadi negara termakmur di dunia. Sayangnya, pemerintah pusat selama 50 tahun menjual Pulau Papua pada pihak asing. Ironisnya, rakyat Papua, sebagai penduduk asli, dibiarkan dalam keterbelakangan dan kegelapan.
Lebih ironis lagi, pemerintah pusat bahkan seolah memusuhi rakyat Papua. Dengan alasan politik yang tidak dimengerti oleh rakyat Indonesia sendiri, pemerintah pusat mengirimkan begitu banyak pasukan tentara untuk menekan rakyat Papua. Dan yang diberitakan tidak ada penjelasan yang bisa diterima akal kecuali pemerintah tidak mau berbagi kekayaan Papua dengan pemilik tanahnya sendiri. Atau ada alasan lain yang kita tidak pernah tahu. Yang pasti, fakta yang ada dilapangan, rakyat Papua berjuang sendiri untuk melawan tekanan yang dilancarkan.
OPM atau Organisasi Papua Merdeka adalah satu dari nama kelompok rakyat Papua yang berjuang melawan pemerintah pusat Indonesia. Benturan-benturan dengan Tentara Indonesia, sampai terjadinya pembantaian rakyat sipil Papua terjadi tidak hanya satu kali. Di Papua pun ada sebuah kampung yang disebut kampung janda seperti yang ada di Timor Timur. Walaupun berita tentang keberadaan kampung janda ini tidak begitu terang, tapi hampir setiap orang yang membaca sejarah dan peduli politik, pasti mendengar nama kampung janda di Papua ini. Rakyat Papua yang bergabung dan aktif di OPM dikejar, dibunuh dan dipenjarakan sebagai tahanan politik. Saya tidak tahu, apakah penahanan itu hasil dari keputusan pengadilan atau tidak. Berita tetang Papua dan pergerakannya hampir jarang ditemui dimedia-media.
Sampai akhirnya reformasi terjadi, rezim Orde Baru berhasil dilengserkan, keadaan Papua tidak ada perubahan. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat Indonesia masih sangat minim. Rakyat Papua hanya terbebas dari tekanan militer yang sebelumnya dilakukan oleh rezim Orde Baru, namun perbaikan keadaan sarana dan prasarana masih belum dilakukan baik oleh pemerintahan Habibie sampai pemerintahan SBY. Rakyat Papua masih haus berjalan berhari-hari untuk mencapai Ibu Kota propinsi, masih membeli BBM dengan harga hampir 10 kali lipat lebih mahal dari pulau Jawa, masih sulit membangun dinding karena harga semen yang tidak terjangkau. Kontribusi Freeport yang puluhan tahun berdiri ditengah mereka, masih tetap sama. Sebagian besar rakyat Papua masih hidup dari hasil ladang dan hasil hutan mereka.
Tak ada harapan, itu yang rakyat Papua rasakan. Berpuluh tahun menunggu uluran tangan Ibu Pertiwi untuk datang dan merangkul ke pangkuan, memberikan penghidupan dan pendidikan yang layak, ibarat mimpi disiang bolong. Tanahnya diakui sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi rakyatnya ditelantarkan. Tak satupun putra Papua terdengar berada dan bersuara di Indonesia. Papua, surga yang sengaja dilupakan.
Papua Di Masa Jokowi
Pilpres 2014, Capres yang tampil adalah Jokowi dan Prabowo. Bisakah kalian bayangkan apa yang ada dibenak rakyat Papua Jika Prabowo menang dan menjadi Presiden Indonesia? Bagaimana nasib mereka? Seorang teman asli Papua mengatakan bahwa rakyat Papua sudah siap untuk melakukan agresi dan memisahkan diri dari Indonesia. Segala hal sudah mereka lakukan, termasuk mencari dukungan dari dunia Internasioanl. Namun, mereka menunggu untuk melihat siapa yang memenangkan Pilpres 2014. Suara rakyat Papua hampir 100% diberikan pada Jokowi. Memang tidak mengherankan, karena Prabowo bagi mereka ibarat hantu belang.
Dari total 29 kabupaten-kota yang ada di Provinsi Papua, Joko Widodo- Jusuf Kalla unggul di 27 kabupaten, sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya menang di Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Mamberamo Tengah.
Dengan hasil tersebut, Pasangan Jokowi-JK menang mutlak di Provinsi Papua dengan perolehan suara sebanyak 2.026.735 atau 72,49 persen dari total suara sah sebanyak 2.795.869. Sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya meraih suara sebanyak 769.134 atau 27,51 persen dari total suara sah.
Dan pilihan mereka di Pilpres 2014 tidak salah! Jokowi resmi menjadi Presiden Indonesia bulan Oktober 2014. Presiden Joko Widodo sejak awal menjabat hingga sekarang terus berupaya membangun wilayah Papua dan Papua Barat.
Ada banyak tantangan di Papua dan Papua Barat seperti kesenjangan ekonomi hingga ketimpangan pembangunan. Isu utama di Papua dan Papua Barat adalah keterisolasian, yang menyebabkan dua provinsi ini sulit berkembang. Semakin besar tantangan, semakin Jokowi merasa tertantang. Karena alasan itulah, Jokowi dan jajarannya terus berupaya menggenjot pembangunan untuk mewujudkan konektivitas.
“Bagaimana Papua dan Papua Barat bisa keluar dari segenap kekurangan itu? Pembangunan infrastruktur untuk memperlancar konektivitas antar wilayah, antar kabupaten, dan antar daerah. Itulah kunci untuk menggerakkan perekonomian, juga pemerataan pembangunan di Papua dan Papua Barat,” tulisnya.
Jokowi benar-benar ngebut membangun Papua. Pulau besar yang berpuluh tahun ditinggalkan dan dilupakan. Jokowi seolah ingin membangun semua fasilitas yang seharusnya menjadi hak mereka dalam 5 tahun saja. Jokowi SEOLAH berkata, “Semua harus selesai dalam 5 tahun!”
Hari ini sedikitnya Papua memiliki 5 bandara yang telah berdiri cantik, jalan yang membelah gunung dan hutan, pelabuhan yang menghubungan Papua dengan pulau lain di Indonesia, jembatan dan tak ketinggal, Pasar Mama Mama. Semua sarana yang dulunya hanya ada dalam mimpi di tidur mereka.
Dan ketika Jokowi berhasil menyamakan harga BBM, menyamakan harga sembako (PKH), dan semua yang sudah Jokowi lakukan untuk Papua, mama-mama dia Papua kalau ditanya pendapat mereka tentang semua perubahan ini, mereka bercucuran air mata. Buat mereka, Jokowi adalah bapaknya orang Papua.
ref. https://www.youtube.com/watch?v=Y9vdPfhPxsk&t=508s