Indovoices.com –Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku, khawatir hari raya Idul Fitri akan memicu terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19 di Indonesia. Pada hari raya Idul Fitri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi untuk mudik atau pulang ke kampung halaman yang menyebabkan terjadinya peningkatan mobilitas orang antardaerah.
“Saya betul-betul masih khawatir mengenai mudik di hari raya Idul Fitri yang akan datang,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4).
Jokowi mengingatkan, lonjakan tajam kasus positif Covid-19 di India harus menjadi pelajaran bagi Indonesia mengingat saat ini Indonesia juga memasuki bulan Ramadhan dan akan merayakan hari raya Idul Fitri pada pertengahan Mei nanti. Ia menceritakan, India sempat berhasil menekan kasus Covid-19 pada November sampai Desember lalu hingga 10 ribu kasus per hari.
Bahkan Indonesia pun sempat berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan India untuk mengetahui kunci upaya penanganan kasus di negara tersebut.
“Dan beliau menyampaikan kuncinya adalah micro lockdown. Sehingga kita adopsi di sini menjadi PPKM skala mikro,” kata Jokowi.
Namun, saat ini, India justru kembali diterpa gelombang tsunami kasus Covid-19. Lonjakan eksponensial di negara itu bahkan menyebabkan kenaikan kasus harian hingga menjadi 350 ribu. Tak hanya terjadi di India, sejumlah negara lain pun turut mengalami lonjakan tajam kasus Covid-19, seperti di Turki, Brazil, dan sejumlah negara di Uni Eropa.
“Ini yang menjadi kehati-hatian kita semua. Hati-hati dengan perkembangan yang ada di India,” tegas Jokowi.
Karena itu, Presiden meminta, agar kepala daerah meningkatkan kewaspadaannya terhadap perkembangan kasus Covid-19 di daerahnya masing-masing. Sekecil apapun kasus aktif yang terjadi di daerah harus segera ditangani dan ditekan kembali.
Presiden pun meminta kepala daerah agar terus memantau angka harian kasus Covid-19. Sehingga pemerintah dapat segera melakukan upaya penanganan untuk mengendalikan pandemi ini.
Jokowi yakin, lonjakan kasus tak akan terjadi di Indonesia jika pemerintah daerah yang dibantu oleh Forkopimda dapat bergerak aktif mengatur dan mengendalikan masyarakat serta aktif mensosialisasikan pentingnya disiplin protokol kesehatan.
“Saya yakin kenaikannya tidak seperti tahun lalu 93 persen,” ucap Jokowi.