Siapa yang menyangka pria kelahiran Solo 21 Juni 1961 lalu ini, kelak akan menjadi sosok yang paling berpengaruh di Asia dan dunia. Sedangkan, dulunya dia hanya mencari sesuap nasi namun kini bertanggung jawab atas nasib 250 juta lebih warga Indonesia.
Padahal 14 tahun yang lalu, Joko Widodo pernah ke Amerika sebagai pengusaha kayu di tahun 2001, namun 14 tahun kemudian dia berfoto dengan Presiden Amerika Serikat sebagai “Presiden Republik Indonesia”.
Joko Widodo sebentar lagi akan genap empat tahun menjabat sebagai orang nomor satu di republik ini. Dalam kurun waktu itu banyak hal yang sudah beliau lakukan, terutama menjadikan Indonesia lebih baik lagi di segala aspek.
Segala tindak tanduk Joko Widodo selama menjabat pun dapat dijadikan suri tauladan oleh rakyat. Joko Widodo merupakan pemimpin rakyat yang lahir dari rakyat. Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati.
Masa kecilnya dilewati dalam kondisi serba kekurangan, bahkan rumahnya pun pernah tiga kali digusur. Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil itulah yang kemudian mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta ketika harus menertibkan permukiman warga.
Joko Widodo kecil pernah berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari.
Disaat teman-temannya ke sekolah naik sepeda, dirinya lebih memilih untuk berjalan kaki. Tempaan masa kecil tersebutlah yang membentuk kepribadiannya dan menjadikannya Joko Widodo seperti yang kita kenal saat ini. Keahlian sebagai tukang kayu diwarisi dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun.
Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari Ibunya.
Setelah menjadi orang nomor satu, tidak membuatnya tinggi hati dalam bersikap. Beliau tetap dikenal sebagai pribadi yang sederhana, bersahaja dan rendah hati.
Di tangan Jokowi demikian dirinya dipanggil, segala pandangan tentang presiden yang kaku, menakutkan, dan berjarak berubah. Sosok presiden tidak lagi angker, cenderung lebih santai, tidak banyak protokoler, dan kekuasaan tidak lagi menakutkan.
Pernah sekali waktu, iring-iringan rombongan Presiden Jokowi dihadang oleh warga di kawasan Jalan Tulukbessy, Kecamatan Sirimau, Ambon, pada Kamis, 9 Februari 2017.
Aksi yang terbilang nekat ini dilakukan warga lantaran ingin berfoto bersama dengan Jokowi. Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ketika itu sempat turun tangan, berlarian untuk menghalau aksi warga tersebut.
Namun, yang terjadi kemudian, mobil Presiden berhenti dan Jokowi langsung turun untuk menyapa warga. Dari kasus itu saja, kita dapat menilai bahwa Jokowi bisa membuat seorang Presiden tidak lagi berjarak dengan dengan orang-orang kebanyakan.
Di lain kesempatan, saat di sebuah perjalanan, Jokowi tiba-tiba meminta mobil yang membawanya berhenti hanya untuk membeli durian.
Dirinya juga tidak keberatan saat harus menunaikan shalat bersama masyarakat di tempat seadanya saat kunjungannya ke NTB beberapa waktu yang lalu. Bahkan dirinya lebih memilih menemani rakyatnya yang kesusahan di NTB saja daripada menghadiri penutupan Asian Games 2018 kemarin. Sekaligus menunjukkan kenegarawanannya dengan memberikan kesempatan kepada wakilnya, Jusuf Kalla untuk menutup Asian Games.
Itu belum termasuk kejadian yang sempat viral belum lama ini, ketika itu Jokowi meminta berhenti untuk menunaikan shalat maghrib di pos polisi Km 10 tol Jagorawi.
Di waktu yang bersamaan, tengah berlangsung pertandingan sepak bola antara timnas melawan Uni Emirat Arab. Usai salat Jokowi menyempatkan dulu menonton pertandingan tersebut di pos polisi sebelum melanjutkan perjalanan ke Istana.
Sifat apa adanya menjadikan Jokowi tampak tampil lebih genuine (asli) dan otentik. Tak banyak bungkus-bungkus formal.
Sifat lain dari Jokowi yang tak banyak dimiliki pemimpin kebanyakan adalah punya gaya yang khas dalam menyenangkan hati masyarakatnya.
Contoh kecilnya, mengenai kegemaran Jokowi yang suka memberikan pertanyaan remeh tapi membuat orang jadi berpikir.
“Sebutkan nama-nama ikan dan ambil sana sepedanya adalah bukti bahwa pejabat publik pun bisa cair dengan rakyatnya.
Meskipun demikian, gaya Jokowi yang tak tampak sangar, cenderung santai dan tidak terlalu formalitas dapat menjadi sosok yang tegas dalam mengambil keputusan. Terbukti selama dirinya menjabat, banyak menteri yang kinerjanya kurang bagus, langsung diberhentikan oleh beliau.
Demikian juga sifat tegasnya tercermin dari berbagai keputusan yang pernah diambil oleh dirinya. Mulai dari pembubaran ormas radikal semacam HTI, memaksa Freeport mendivestasikan 51 persen sahamnya, merebut blok Rokan dan Mahakam hanya sebagian kecil contoh yang bikin lawan geleng-geleng kepala.
Hal yang belum tentu berani dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya. Mungkin karena itulah dirinya banyak dimusuhi oleh berbagai kalangan yang terganggu kepentingannya, mulai dari politikus busuk, kaum radikal dan pengusaha hitam yang berusaha menjegal dirinya di pilpres 2019 nanti.
Trailer Kesederhanaan Jokowi
https://youtu.be/673GHYeEqEs