Baru pertama kalinya ada seorang pimpinan negara yang mampu membawakan pidatonya dengan sangat menarik. Bila selama ini pidato terkait forum-forum resmi terkesan normatif, kaku dan membosankan.
Tidak demikian halnya dengan pidato yang dibawakan Jokowi kali ini di sebuah forum berkelas dunia yakni World Economic Forum on ASEAN atau forum ekonomi dunia di ASEAN pada Rabu 12 September 2018 kemarin.
Ketika itu dalam pidatonya Jokowi berbicara mengenai permasalahan perang dagang yang meletus pada 1930 sehingga menyebabkan depresi besar saat itu.
Jokowi menyampaikan bahwa masalah perang dagang tersebut masih terjadi dengan intensitas yang tak jauh beda hingga saat ini.
Menariknya dalam pidato Joko Widodo karena memperumpamakan masalah tersebut dengan The Avengers : Infinity War, plot cerita dalam film Marvel.
“Kita harus mencegah permasalahan perang dagang menjadi Infinity War,” ujarnya.
Jokowi juga menyebut dirinya adalah salah satu dari para The Avengers lain yang akan mengalahkan Thanos.
“Aku dan para Avengers lain siap untuk mencegah Thanos menghapus setengah dari populasi.”
Thanos sendiri adalah tokoh antagonis dalam Marvel Universe yang ingin menghapuskan setengah populasi dunia karena merasa tidak ada cukup sumber daya hidup untuk semua orang.
Dalam pidatonya, ia menggambarkan Thanos sebagai pihak yang ingin mengalahkan pihak lain (The Avengers)hanya untuk mencapai keinginannya semata.
“Thanos bukanlah perseorangan,” lanjutnya.
“Thanos ada di dalam diri kita semua. Sebuah kepercayaan yang salah bahwa agar kita sukses, orang lain harus jatuh, orang lain harus menyerah. Kesalahpahaman bahwa munculnya orang baru berarti hilangnya orang sebelumnya.”
Dalam pidatonya, Jokowi menekankan bahwa perang dagang bukanlah sebuah permainan kalah menang.
Namun semua pihak seharusnya belajar dari sejarah untuk dapat bersatu dan memperbaiki sumber daya untuk dinikmati bersama pula.
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Infinity War ini bukan hanya soal perang dagang, namun juga tentang setiap pihak yang dapat membawa kesuksesan dalam sumber daya.
“Melalui kreatifitas, energi, kolaborasi, dan hubungan baik, kemanusiaan akan menikmati kemelimpahan.”
Pidato unik Jokowi ini pun viral dan menarik perhatian netizen maupun media internasional.
Banyak netizen yang menyebut pidato Jokowi yang menganalogikan perang dagang sebagai Infinity War tersebut menarik dan bagus.
Video pidato Jokowi tersebut diunggah oleh akun fanspage World Economic Forum pada Kamis 13 September 2018.
Video itu telah tayang sebanyak 71 ribu kali, dibagikan 1,1 ribu kali, dan menuai 83 komentar.
Reed Scott: can he be our president here in america ….. (Bisakah ia jadi presiden kita di Amerika?)
Chris VonderBorch: A real statesment!! The world badly needs such men and women!! I just hope that politics in Australia will learn a lesson from Joko!! (Pernyataan yang nyata! dunia butuh orang sepertinya! Aku harap politik di Australia dapat belajar dari Joko).
Sean Greenwood: That was nice.
Ashley Miller: I love this guy so much. we need far more people in this world like him. (Aku sangat suka pria ini. Kita butuh lebih banyak orang seperti dia di dunia)
Tidak saja di luar negeri, bahkan di dalam negeri pun pidato Jokowi menuai pujian dari warganet, ini beberapa contohnya
Mantap pak saya termotivasi untuk menjadi sumber daya manusia yang pintar dan kreativ di masa depan,” kata akun @fasyaslvn_.
“Dan kita sebagai Anak Bangsa adalah Avenger selanjutnya,” tulis akun @egun_fransiskus.
“Beliau Membuat Forum Yang Formal dan Kaku Menjadi Cair Tapi Penuh Dengan Makna,” ujar akun @dyan_da.
Apakah semuanya memuji? Tidak, ada juga yang mencibir. Siapa lagi kalau bukan dari oposisi yang merasa tidak suka Presiden Indonesia mendapat pujian dari berbagai pihak. Partai Gerindra justru mencibir analogi Jokowi soal The Avengers dan menganggap hal itu hanya siasat memikat kelompok milenial.
“Itu jelas kan karena memang dia (Jokowi) kampanye. Istilah itu kan terkenal di kalangan milenial, dia ingin gaet milenial kalahkan Bang Sandi yang sudah jelas merupakan idola para milenial,” kata Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade, 13 September 2018.
“Kalau bilang Infinity War, Thanos segala macam, saran saya Pak Jokowi juga lihat faktor internal. Kondisi ekonomi kita sekarang ini juga jadi seperti ini ya karena ada faktor dari dalam yang harus segera dibenahi,” kata dia.
Menurut saya, mungkin si Andre Rosiade tidak melihat pidato Jokowi secara langsung dan lengkap. Karena dalam pidato tersebut, dengan sangat jelas Jokowi tidak menyebutkan bahwa masalah ekonomi dari faktor eksternal semata. Thanos yang dimaksud Jokowi bukanlah perorangan melainkan pemahaman yang keliru bahwa “agar kita sukses, orang lain harus jatuh, orang lain harus menyerah”.
Dan hal tersebut disampaikan Jokowi dalam konteks ekonomi di forum internasional. Namun sayangnya malah ditafsirkan secara keliru oleh Andre dengan menyeret pidato tersebut ke ranah politik dengan menuduh Jokowi berusaha merebut suara milenial.
Kalau saya mau ikut-ikutan si Andre dan mengasosiasikan pidato tersebut dengan kondisi perpolitikan sekarang, tentu jelas kita bisa melihat bagaimana jargon-jargon agresif yang sering diusung oleh pihak oposisi untuk mengalahkan Jokowi. Mulai dari tagar ganti presiden, tuduhan PKI, pro asing dan aseng, kriminalisasi ulama dan sebagainya dihantamkan ke Jokowi.
Bahkan kalau perlu bersekutu dengan ormas terlarang semacam HTI dengan janji merubah sistem, membuat koran propaganda semacam Independent Observer berisi berita-berita fitnah untuk menyudutkan pemerintah. Segala cara mereka halalkan, tudingan dan hujatan tak pernah berhenti.
Bukankah sifat-sifat demikian lebih mirip dengan sifat Thanos yang ingin mengalahkan pihak lain hanya untuk mencapai tujuannya semata? Hingga kini saya belum melihat dari pihak oposisi, ada program-program yang mampu ditawarkan atau dijual untuk rakyat.
Yang mereka lakukan selama ini hanyalah mengolah isu soal PKI, TKA, Pro Asing dan Aseng secara berulang-ulang, dari itu ke itu saja dari waktu ke waktu. Kenapa? Jelas karena mereka sadar bahwa mereka sendiri tidak punya rencana untuk mensejahterakan masyarakat, tujuan utamanya hanya menjatuhkan Jokowi, Titik. Setelah menang, nanti baru dipikirkan lagi. Hadeh..
Lantas apakah kita mau memilih orang-orang seperti itu untuk menjadi pemimpin di negeri ini? Orang-orang seperti Thanos yang dalam otaknya hanya mampu jualan hoax dan fitnah untuk menjatuhkan lawannya?
Kalau saya sih lebih memilih berpihak kepada Jokowi And The Avengers, bagaimana dengan Anda?