Indovoices.com –Pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta tak meremehkan kebocoran data 2,3 juta penduduk Indonesia di dunia maya. Data itu dapat disalahgunakan menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020.
“Benar-benar sangat berbahaya ya itu. (Sebanyak) 2,3 juta kan besar, apalagi kalau misalnya dalam konteks politik, (terutama) Pilkada 2020,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa.
Menurut Saan, data itu bisa berbahaya jika digunakan untuk kepentingan politik saat pilkada. Suara dan hak pilih masyarakat bisa terancam jika disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sekretaris Fraksi Partai NasDem itu meminta pemerintah dan KPU segera bertindak. “Ini harus benar-benar ditelusuri,” tegas Saan.
Dia juga meminta pemerintah dan KPU segera memvalidasi dan memverifikasi data yang bocor di jagat maya itu. Keamanan data masyarakat harus dijamin.
“Perlindungan dan kerahasiaan data pribadi jadi sangat penting. Ini harus menjadi concern pemerintah,” ujar Saan.
Sebuah akun Twitter spesialis pengawasan dan perlindungan data mengungkap data 2,3 juta penduduk Indonesia bocor di dunia maya. Akun @underthebreach mengungkap seseorang telah membagikan data mentah berisi nama, alat, NIK, dan nomor KK tersebut di sebuah forum.
“Aktor membocorkan informasi 2,3 juta warga negara Indonesia,” tulis akun @underthebreach itu.
Data tersebut dibagikan seseorang dari kelompok tertentu di sebuah forum. Data tersebut diduga milik KPU karena kop surat data bertuliskan daftar pemilih tetap untuk Pemilihan Umum 2014.(msn)