Telah tersebar di media sosial Hasil survey yang digelar lembaga kredibel bulan Agustus hingga September 2018 sebagai berikut :
LSI Denny JA – Jokowi 53.5% Prabowo 35.2%
Alvara – Jokowi 53.5% Prabowo 35.2%
Y-Publica – Jokowi 52.7% Prabowo 28.6%
Indikator – Jokowi 57.7% Prabowo 32.3%.
Alasannya diinformasikan bahwa partai koalisi Prabowo terpecah, dukungan dari beberapa pimpinan daerah parpol pengusung dan kepala daerah dari partai Demokrat, dukungan dari kader PAN dan juga Demokrat yang membelot ke Jokowi, dukungan deras dari para kepala daerah kepada Jokowi, mengisyaratkan bahwa Prabowo ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia dan dukungan ketua Kadin pun tidak mendukung Sandiaga, tapi justru menyatakan dukungan kepada Jokowi.
Kita sebagai yang mendukung Jokowi Maruf menyambut baik berita bagus ini, tetapi JANGAN ORGASME!.
Orgasme yang dimaksud disini adalah mencapai Klimaks dan melupakan kerja kerja kerja. Melupakan Fokus ke Grassroot. Melupakan Blusukan ke masyarakat.
Kita bisa menaça pada kekalahan Hillary Clinton melawan Donald Trump di Amerika. Sejak pertengahan Juli 2016, hampir seluruh survei ‘memenangkan’ kubu Hillary. Bahkan ada prediksi Demokrat akan merebut kembali dominasi di DPR dan Senat. Hal ini disebut-sebut membuat Demokrat berada di atas angin. Hillary bahkan dikabarkan melewatkan kampanyenya di negara-negara ‘Blue State’–negara pendukung Demokrat. Dia tak menghabiskan banyak waktu untuk berjuang di negara-negara kunci dan swing state serta menganggap semua wilayah itu sudah ‘dikantonginya’. Faktanya, Donald Trump unggul! Hillary Clinton terlalu cepat “Ejakulasi Dini” dan tidak mau fokus lagi ke bawah, tidak mau lagi mencocokkan apakah Survey beredar di media sosial sudah sesuai dengan fakta sesungguhnya atau tidak.
Selain itu, Survey yang tersebar tidak mempresentasikan seluruh umat manusia di Indonesia. Kita ambil saja 1 contoh Survey LSI Denny JA diatas. Dari angka diatas saja kita bisa melihat ada Gap 11.3% yang belum dijelaskan itu apa. Apakah itu Golput? Sepertinya terlalu besar jika itu dianggap Golput! Menurut penulis, itu lebih cocok dianggap sebagai mereka yang BELUM menentukan pilihannya – Bahasa kerennya Swing Voters. Kita belum tahu kemana mereka akan berlabuh!
Anggaplah mereka berlabuh nantinya Ke Prabowo, memang dari Survey LSI Denny JA, Jokowi Maruf masih tetap unggul. Tapi apakah itu benar yang terjadi di lapangan? Kita belum tahu! Ada satu hal yang perlu diingat, bahwa komponen Survey bisa saja berubah seiring dengan perjalanan sang waktu.
Nilai Survey ditentukan juga oleh Kampanye pendukungnya.
Jika kita menyebarkan kampanye Positif, menghindari Black Campaign, bisa saja menjelang Pilpres, Angka diatas bisa berubah lebih tinggi dari Survey saat ini, tetapi jika kita menyebarkan kampanye negatif, fitnah lawan untuk hal yang tidak penting, bisa saja angka survey diatas bisa sebaliknya dan kita di posisi angka yang terendah!.
Mereka yang sudah menentukan sikap dan Swing Voters GAMPANG BERUBAH. Manusia Indonesia sama seperti Manusia Amerika, mereka terenyuh dengan sikap mulia, tak perduli itu mulia tulus atau mulia-mulia-an atau bahasa Indonesianya itu Pencitraan. Itu kenapa kubu Prabowo mulai melakukan perbuatan yang tak lazim, seperti menerima kekalahan kelompok Yenny Wahid dan Gusdurian lebih memilih Jokowi Maruf bahkan menerima Duta Besar China yang tentunya jarang terjadi dan hebatnya tidak ada caci maki dari pihak sana. Untuk hal ini jangan terjebak. Biarkan saja mereka mesra-mesraan dengan China, rakyat sudah pintar, rakyat sudah paham siapa dulu yang teriak Anti Asing Anti Aseng, tetapi akrab dengan China dan bahkan ada video viral dimana Prabowo menyebutkan sendiri dia mendukung Barat dan sempat lama hidup di Barat.
Hal terbaik adalah menertawakan dalam hati saja dan biarkan Rakyat yang menjadi juri, tidak perlu kita menyebarkan statement menghina atau mengejek. Rakyat semakin dewasa, mereka sudah pandai melihat siapa yang konsisten dan siapa yang sedang ber-SANDIWARA.