Bagi saya, berdebat dengan kaum kampret adalah pekerjaan yang sia-sia, alias tak berguna. Saat kita menyampaikan prestasi pemerintah, selalu dijawab, ah itu kan hoax, apa buktinya?. Ah itu kan cebonger yang bilang, mana datanya?. Di satu sisi minta bukti, tapi di sisi lain saat mereka menyebarkan hoax dan fitnah juga tidak pernah pakai bukti dan data.
Itu sebabnya saya malas meladeni komentar kaum kampret, tujuannya bukanlah untuk mencari kebenaran tapi adalah pembenaran atas kesesatan cara berpikir mereka yang sempit, dangkal dan picik.
Jadi bila Anda adalah kaum kampret yang memendam kebencian terhadap pemerintah secara akut, jangan membaca artikel ini, karena hanya akan membuat Anda memendam sakit hati yang semakin berkarat dan cepat mati.
Tulisan ini saya buat hanya untuk orang orang yang mau berpikir jernih, yang ingin mengetahui kebenaran dan prestasi pemerintah yang sesungguhnya, mengenai pencapaian Jokowi selama memerintah di Indonesia baik itu untuk bidang Perminyakan, Perbatasan, Kelistrikan, Kereta Cepat dan Swasembada Pangan, termasuk juga keberanian beliau menegaskan kedaulatan RI atas Laut Natuna Utara. Bahkan saya mencoba membuat analisa perbandingan antara hasil kerja SBY dan Jokowi.
Kali ini saya akan menuliskan mengenai jalan tol. Kita tentu telah mengetahui upaya beliau membangun jalan tol dari barat sampai timur Indonesia. Namun apakah kita mengetahui maksud dan tujuannya serta apa manfaatnya?. Apakah kita mengetahui sudah seberapa panjang jalan tol yang telah beliau bangun?. Di mana saja jalan tol tersebut dibangun?.
Berikut ini adalah data-datanya
Sumatera
Membangunan jalan tol Trans-Sumatera melengkapi jalan tol yang sudah ada sehingga mencapai panjang total 2.600 km dengan biaya sekitar Rp150 triliun. Pembangunan Tol Trans-Sumatera ini meliputi 23 ruas jalan yang menghubungkan 11 kota pusat Pertumbuhan Ekonomi, di antaranya Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Tanjung Pinang, Lampung, Bengkulu, dan Serang (Banten). Total panjang jalan tol yang telah dan akan dibangun Jokowi untuk Sumatera mencapai 645 km.
Jawa
Pembangunan Tol Trans Jawa yang diharapkan selesai akhir 2018 yang menghubungkan antara ujung barat pulau Jawa hingga ujung timur pulau Jawa. Bagi yang mudik pada lebaran 2017 kemarin tentu sudah merasakan macet yang jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini yang sedang dikebut pengerjaannya adalah Jalan Tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km. Total panjang tol yang telah dan akan dibangun Jokowi untuk Jawa mencapai 615 km.
Kalimantan
Sejak Indonesia merdeka, baru di tahun 2017 inilah dibawah pemerintahan Presiden Jokowi, Kalimantan memiliki jalan tol yang akan menghubungkan Balikpapan dengan Samarinda sepanjang 99,02 km yang diharapkan selesai akhir tahun 2018. Total panjang tol yang sedang dibangun Jokowi untuk Kalimantan adalah 99,02 km.
Sulawesi
Jalan tol Manado-Bitung dibangun sepanjang 29 km dan terdiri dari 2 seksi pembangunan yaitu Manado-Airmadidi dan Airmadidi-Bitung. Diharapkan selesai dan dapat beroperasi pada tahun 2018. Total panjang tol yang sedang dibangun Jokowi untuk Sulawesi adalah 29 km.
Total tol keseluruhan yang telah selesai selama 3 tahun pemerintahan Jokowi adalah 568 km.
Papua
Pembangunan jalan di Papua bukanlah jalan tol, melainkan Trans Papua yang menghubungan dari satu daerah ke daerah lain di Papua. Pemerintah mengalokasikan dana sekitar Rp12,5 triliun untuk menyelesaikan jalan trans Papua. Dana tersebut untuk membangun jembatan dan jalan sepanjang 900 km.
Khusus untuk Trans Papua ini, saya ingin meluruskan isu yang berkembang antara kaum Pro Jokowi dan kaum Anti Jokowi.
Kaum Pro Jokowi mengatakan bahwa pemerintah telah dan sedang membangun 4300 km trans Papua.
Kaum Anti Jokowi mengatakan bahwa 3250 km adalah hasil kerja pemerintahan yang lalu.
Mana yang benar?
Begini penjelasannya, adalah benar bahwa pembangunan Trans Papua sudah dilaksanakan jauh sebelum Jokowi memimpin, sepanjang 3250 km lebih kurang. Beberapa sumber mengatakan sejak tahun 1970, beberapa sumber yang lain mengatakan sejak pemerintahan BJ Habibie sampai masa pemerintahan SBY. Namun dalam kondisi tidak teraspal keseluruhannya alias setengah jadi, hanya sekian persen yang teraspal, sehingga saat hujan menjadi kubangan lumpur tanah merah sedangkan saat kemarau, debu merah berterbangan.
Pemerintahan di masa Jokowi kemudian memperbaiki, mengaspal serta memperpanjang jalan tersebut hingga mencapai 4300 km yang diharapkan selesai tahun 2019 keseluruhannya.
Alasan pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur jalan yang dikerjakan secara besar-besaran karena meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk, aktivitas perjalanan, dan ekonomi sehingga menjadikannya hal yang mendesak untuk segera dikerjakan.
Melalui pembangunan jalan tol, aktivitas ekonomi menjadi lebih efisien lantaran perpindahan barang menjadi lebih lancar yang berakibat pada harga komoditas menjadi lebih rendah. Dan bila ditarik lebih jauh, akan membantu meningkatkan daya beli masyarakat yang otomatis turut meningkatkan taraf hidup dan perekonomian penduduknya.
Hal ini juga ikut mempengaruhi minat investor baik dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Itulah sebabnya infrastruktur jalan ini mendapat perhatian yang cukup besar oleh pemerintahan Jokowi karena itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian dan daya saing Indonesia di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat.
Berita-berita seperti inilah yang harus disebarkan dan diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan tidak termakan fitnah atau hoax yang dilakukan oleh pihak anti pemerintah yang tidak menginginkan Indonesia maju.