Indovoices.com –Kota Jakarta seharusnya belum bisa melakukan relaksasi PSBB atau menuju new normal, karena angka reproduksi efektifnya (Rt) hingga awal Juni 2020 masih tinggi, atau berada di atas 1. Menurut data Gugus Tugas COVID-19 yang dihimpun perusahaan analisis data Bonza, Jakarta punya tingkat reproduksi corona di angka 1,14 hingga Senin (1/6).
Catatan tersebut membuat angka reproduksi virus corona atau laju penularan penyakit COVID-19, belum stabil dalam dua minggu terakhir. Pemerintah sendiri, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mensyaratkan suatu daerah bisa melakukan penyesuaian PSBB jika memiliki angka Rt di bawah 1 selama 14 hari berturut-turut.
Bonza mencatat, angka reproduksi corona di Jakarta sempat mencapai titik terendah sebesar 0,93 pada 20 Mei 2020, sebelum kemudian meningkat hingga tembus di atas 1 sejak 26 Mei 2020 dan terus meningkat.
Ini membuat wacana new normal yang dari pemerintah pusat seharusnya belum bisa dilakukan di Jakarta.
Nilai Rt atau reproduksi efektif sangat penting sebagai tolak ukur apakah suatu wilayah sudah bisa melonggarkan pembatasan sosial virus corona atau belum. Indikator tersebut menjelaskan laju penularan efektif virus dalam kurun waktu tertentu setelah adanya intervensi dari pemerintah.
Angka reproduksi corona nemberi gambaran estimasi rata-rata orang yang bisa terinfeksi COVID-19 dari satu orang yang udah positif. Jika Rt sama dengan 1, berarti setiap 1 infeksi yang ada menyebabkan 1 infeksi baru. Orang yang sudah terinfeksi COVID-19 bisa menularkan penyakit ini ke 1 orang lagi, ke 1 orang yang lain lagi, dan begitu seterusnya.
Angka Rt dapat ditekan, dengan cara melakukan intervensi yang notabene meredam mobilitas manusia. Misal, dengan melakukan pembatasan sosial, menutup fasilitas umum dan sekolah, melakukan tes massal, dan memperkuat sistem kesehatan. Rt juga bisa turun jika publik disiplin di rumah saja, hidup bersih, dan pakai masker jika terpaksa keluar rumah.
Angka Rt yang ideal mesti di bawah 1 yang berarti potensi penularan virusnya ke satu orang lain, hampir tidak ada. Jika nilai Rt di suatu wilayah masih di atas 1, berarti virus masih berpotensi menyebar dan menyebabkan lebih banyak orang terinfeksi.
Selain angka reproduksi Rt tersebut, pemangku kebijakan juga perlu memperhatikan kesiapan fasilitas kesehatan dan memperbanyak jumlah tes (surveillance).
DKI Jakarta sebelumnya digadang-gadang menjadi salah satu provinsi yang paling siap mengakhiri PSBB dan menerapkan new normalkarena punya angka Rt di bawah 1 sejak 17 Mei 2020. Namun, dengan data yang menunjukkan reproduksi efektif virus corona di Jakarta belum stabil dan memiliki tren meningkat, pemerintah perlu mempertimbangkan ulang wacana new normal tersebut.
PSBB di Jakarta pada tahap ke-3 akan berakhir pada 4 Juni 2020. Sampai saat ini, belum diketahui apakah pemerintah provinsi DKI Jakarta akan menambah waktu PSBB atau tidak. (msn)