Indovoices.com –Kepala Staf Kepresiden Moeldoko menyebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah berulang kali memperingatkan para menterinya untuk bekerja lebih keras di masa krisis akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Namun, belum ada hasil yang signifikan dari kinerja para menteri.
Oleh karena itu, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020) lalu, Jokowi kembali memberi peringatan yang lebih keras kepada jajaran menterinya. Bahkan, nada bicara Jokowi meninggi saat memberi arahan.
“Presiden khawatir para pembantu ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan. Ini peringatan ke sekian kali,” kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
“Maka penekanan kali ini lebih keras dari sebelumnya,” sambung Moeldoko.
Menurut Moeldoko, Jokowi ingin para menterinya memiliki semangat yang sama dalam mengatasi pandemi virus corona.
Sebab, diperlukan kerja yang luar biasa dalam menghadapi kondisi negara saat krisis akibat pandemi.
“Peringatannya adalah ini situasi krisis yang perlu ditangani secara luar biasa. Penanganan yang tidak cukup biasa-biasa, linear. Tapi seorang pemimpin dari lembaga harus ambil langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran,” kata Moeldoko.
Moeldoko menuturkan, sejak awal Presiden Jokowi ingin penanganan Covid-19 diprioritaskan kepada sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi. Namun nyatanya, penanganan di tiga sektor tersebut masih lemah.
Di bidang kesehatan, Jokowi melihat dana yang terserap baru 1,53 persen dari total anggaran Rp 75 triliun. Kemudian, penyaluran bantuan sosial serta stimulus ekonomi bagi usaha kecil, mikro, dan menengah juga belum optimal.
Presiden Jokowi sebelumnya marah kepada para menteri dan pimpinan lembaga negara saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020) lalu. Video rekaman pernyataan Jokowi baru diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Dalam video itu, Presiden Jokowi dengan nada tinggi menegur para menteri yang masih bersikap biasa saja di masa krisis seperti sekarang.
“Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!” ujar Jokowi dengan nada tinggi.
Jokowi mencontohkan hal itu dengan menyampaikan banyaknya anggaran yang belum dicairkan.
Ia menyebutkan, anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan sekitar Rp 75 triliun baru cair sebesar 1,53 persen.
Jokowi juga menyinggung penyaluran bantuan sosial serta stimulus UMKM yang masih belum optimal. Dengan nada tinggi, ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
“Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya,” ucap Jokowi.(msn)