Indovoices.com-Kementerian Pertanian (Kementan) yang dikomandoi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus berupaya meningkatkan investasi pada sektor pertanian karena . Kali ini Kementan tengah mengupayakan pada peningkatan investasi pertanian melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
“Upaya ini telah menunjukkan hasil mengembirakan, hal ini terlihat pada tahun 2019, nilai investasi pada sektor pertanian yang bersumber dari PMDN meningkat 47,5% dari sebesar Rp 29,6 triliun tahun 2018 menjadi Rp 43,6 triliun tahun 2019,” demikian ujar Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementan, Ketut Kariyasa.
Ketut menyebutkan bahwa selain ekspor, investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Investasi akan mampu memperbesar kapasitas produksi, nilai tambah, dan kesempatan kerja bagi penduduk. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi kepada semua Kementerian dan Non Kementerian/Lembaga untuk mendorong investasi secara serius agar dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu Ketut mengakui bahwa untuk investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) belum banyak bergerak, sehingga perlu didorong terus. “ Secara umum, pada tahun 2019, total investasi pada sektor pertanian meningkat 5,4%, dari sebesar Rp 54,1 Triliun tahun 2018 menjadi Rp 57,0 Triliun,“ jelasnya.
Lebih lanjut Ketut mengungkapkan bahwa untuk mendorong realisasi investasi ke depan, Mentan SYL juga telah membuat terobosan dengan merevitalisasi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang ada di setiap kecamatan menjadi Komando Strategis Pertanian (Kostra Tani) yang dicirikan oleh penggunaan IT dan alsintan secara massive.
“Melalui Kostra Tani, semua daerah-daerah yang berpotensi dan mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif untuk pengembangan pertanian akan teridentifikasi, sehingga informasi ini akan sangat bermanfaat dan menarik bagi para investor, “ ujar Ketut
Program lain yang tengah dijalankan oleh Kementan adalah KUR, yang akan dijadikan sebagai tulang punggung pembangunan pertanian ke depan sehingga akan membuka peluang bagi pelaku-pelaku usaha untuk berinvestasi di sektor pertanian.
Ketut juga mengungkapkan bahwa semua kegiatan pembangunan pertanian baik KUR maupun Kostra Tani tersebut bisa dipantau secara langsung melalui Agriculture War Room (AWR) yang ada di Kementan.
Kementan melaunching Agriculture War Room (AWR) sebagai pusat data dan sistem kontrol pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi. Sistem ini nantinya akan digunakan sebagai pemicu tumbuh kembangnya produksi diatas angka rata-rata.
” Saat ini Kementan berhasil sangat baik dalam menyediakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Melalui AWR kami ingin pertanian ke depan lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern, “ kata Ketut
Keberhasilan pemerintah dalam menyediakan pangan yang cukup dan menjaga stabilitas harga pangan tampak dari tidak adanya gejolak harga pangan, sekalipun pada hari raya dan tahun baru 2019. Bahkan harga beras sepanjang tahun 2019 cenderung menurun, dan hal ini terlihat pada kelompok pangan beras dan umbi-umbian mengalami deflasi sebesar 0,15%, dan dimana beras mempunyai andil terbesar (0,0334) dalam mengendalikan inflasi.
“ Selain itu keberhasilan tersebut juga berdampak pada pengurangan jumlah penduduk miskin baik di perdesaan maupun di perkotaan, “ ujar Ketut. (kementan)