Investasi merupakan suatu istilah dengan pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk HARTA dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Didalam keuangan baik Perseorangan maupun Perusahaan, ada berbagai macam Investasi – ada investasi tanah, investasi pendidikan, investasi saham dan investasi mata uang asing. Selain untuk menambah penghasilan seseorang atau perusahaan, investasi juga membawa resiko keuangan jika investasi tersebut gagal, pencetusnya bisa dari bencana alam ataupun faktor manusia ataupun ketertiban hukum.
Dalam kehidupan Capres Cawapres, mereka juga melakukan “Investasi”.
Mari kita kupas satu satu.
Kita mulai dengan Jokowi – Maruf Amin, sebagai Capres Cawapres pemegang No urut 01.
Jokowi – Maruf Amin memiliki jenjang karir politik yang merupakan dianalogikan sebagai Investasi tingkat menengah. Mereka tidak terkesan mercusuar, sehingga ini seperti Investasi yang memiliki faktor Resiko yang minimal, mereka tetap menampilkan sosok ideal bagi Indonesia yang menganut budaya kekeluargaan. Disamping sikap merendah dan merakyat yang secara kasat mata selalu kita saksikan, bawaan Jokowi dan keluarga tidak mudah diduplikasi oleh sembarang orang, karena bawaan demikian perlu pembiasaan dalam waktu tidak singkat. Dan sikap seperti ini tanpa kita sadari, adalah merupakan modal terkuatnya dalam mengambil kebijakan yang pro kepada rakyat.
Memposisikan diri sebagai rakyat yang harus menghadapi berbagai tantangan berat, dengan sendirinya Jokowi turut merasakan beban berat yang dipikul rakyatnya. Perasaan seperti itu kita yakini menjadi inspirasi Jokowi ketika membuat konsep tentang kebijakan ekonomi, pemberdayaan masyarakat di pedesaan, pembangunan di daerah terluar, tertinggal dan daerah terpencil dan banyak lagi.
Bukan hanya berupa retorika, Jokowi menerapkan semua visi dan misinya dengan cukup sempurna, terbukti dari angka-angka pencapaiannya. Pencapaian mana yang mau tidak mau kita harus melihatnya sebagai buah dari kebersahajaan Jokowi ketika menerapkan kebijakan pemerintah di tataran praktis.
Sikap pemberani dalam mengambil setiap keputusan sulit dan beresiko, Jokowi juga kerap mendapat pujian, baik dari kalangan dekat maupun kalangan jauh, bahkan pengamat yang kritis sekalipun. Jika bukan karena keberaniannya yang tinggi, mungkin kita sampai saat ini belum akan menikmati terjaganya keuangan negara akibat permainan mafia migas, mafia pangan, mafia illegal fishing, mafia agraria, dan banyak lagi permainan tidak elok yang pada pemerintahan sebelumnya seolah mustahil semua itu ditanggulangi.
Mereka diibaratkan sebagai Investasi yang memiliki bunga yang semakin tahun semakin pesat angkanya, dan memiliki Hedging Security yang mumpuni, sehingga tetap disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dari para pengusaha sampai ke rakyat kecil di desa desa yang sudah menikmati pesatnya pembangunan yang dibangun di era kerakyatan yang majemuk.
Bagaimana dengan Capres Cawapres 02 – Prabowo – Sandiaga Uno.
Sebenarnya penulis malas untuk membahas mereka karena mereka selalu menggaungkan Hoax Hoax Hoax dan Hoax.
Ini bisa dianalogikan sebagai investasi yang dibaca oleh Bankir sebagai investasi yang katanya menguntungkan tetapi nilainya selalu anjlok dan bunga makin hari makin parah, bahkan nilai prinsipal ikut tergerus, cuman berita yang dibawanya saja yang selalu indah, tetapi ketika dicoba, yang ada malah habis habisin.
Kenapa begitu? Karena Prabowo maupun Sandiaga Uno senangnya menyebarkan hoax.
Prabowo tidak kapok-kapoknya menyebarkan hoax. Yang terakhir ini soal selang alat cuci darah di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Prabowo mengaku mendapat laporan tentang kondisi alat kesehatan ini, yang dia sampaikan dalam ceramah akhir tahun yang digelar di kediamannya di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, hari Minggu lalu (30/12/2018). Prabowo membahas banyak hal, salah satunya menyebut banyak uang di negara ini mengalir ke luar sehingga tidak cukup untuk melayani bangsa Indonesia. Salah satunya masalah kesehatan. “Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal dan seharusnya hal itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dan tentunya dipakai satu orang satu kali. Saya dengar ada yang melaporkan kepada saya di RSCM hari ini dipakai 40 orang,” ujar Prabowo. Ia menambahkan, jika satu alat tersebut dipakai 40 orang, si penderita akan mendapat berbagai macam penyakit Sumber.
Tentu saja pernyataan ini langsung mendapatkan bantahan dari pihak RSCM. RSCM menyatakan selang untuk hemodialisis (cuci darah) hanya digunakan sekali pakai. “Pelayanan pasien di RSCM selalu mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien demikian juga dengan pelayanan hemodialisis (cuci darah). Pelayanan hemodialisis di RSCM menggunakan selang dan dialiser satu kali pakai (single use),” ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Sumaryono, hari Rabu kemarin (2/1). “…selang hemodialisis digunakan untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke dialiser dan mengembalikan darah yang sudah didialisis kembali ke tubuh pasien. Selang hemodialisis hanya digunakan untuk satu pasien, demikian juga dengan di RSCM,” ujar Sumaryono, dilansir detik.com.
Ini adalah Hoax parah setelah mereka diluluhlantahkan oleh kasus Ratna Sarumpaet yang penyebar hoaxnya mengaku sendiri sebagai bonyok karena Operasi Plastik bukan karena dipukulin sekelompok pemuda, katanya.
Tapi nampaknya Prabowo masih belum “Orgasme” dengan Hoax RSCM dan Hoax Ratna, ibarat Investasi yang sudah menghisap banyak Korban berjatuhan dan membuat jatuh miskin, tapi tetap saja, Investasi itu menjadi Favorit, itu yang membuat Investasi itu dipergunakan para bankir untuk mencari keuntungan sana sini. Ini juga yang terjadi dengan Prabowo Sandi.
Peluru berikutnya diluncurkan yakni isu Hoax 7 Kontainer surat suara dicoblos. Pihak TKN juga merasa dirugikan karena dituding akan berbuat curang demi memenangkan Jokowi -Ma’ruf Amin. Padahal kita semua cukup optimis Pak Jokowi bisa menang lagi tanpa harus berbuat curang. Dulu juga menang kok, sekarang lawannya juga sama kok.
Bareskrim Polri masih memburu pelaku penyebar isu 7 kontainer surat suara dicoblos. Tak main-main, pelaku terancam hukuman penjara 10 tahun bila terbukti bersalah.
“Ini adalah penyebaran berita bohong yang diatur dalam UU, ancaman hukumannya 10 tahun. Pasal 14 ayat 1 dan 2 dan pasal 15,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan
Penyidik akan dengan serius mendalami kasus ini. Semua pihak yang diduga terlibat atau mengetahui hal ini akan dimintai keterangan.
Sandiaga juga fokus ke Program Hoax lainnya yakni soal skema Tol Tanpa utang. Sandi mengklaim kalau dia bangun tol tanpa duit utang eh taunya pakai utang. Kadung malu dia ngeles bilang kalau maksud gak pakai utang itu gak pakai APBN. Dia pikir urusan beres, eh taunya skema ‘tanpa utang’ ala Sandi sudah dikerjain sama pemerintah selama ini. Nah bingung kan si Sandi mau ngomong apa.
Jadi nih setelah ketahuan ternyata tol cipali pakai uang utang juga, Sandi berdalih. Ia menjelaskan pernyataannya terkait proyek Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dibangun tanpa utang. Dia mengatakan, ‘tanpa utang’ yang dimaksud adalah tidak menggunakan pembiayaan dari APBN.
“(Maksudnya) Tidak membebani utang negara, tidak menambah utang pemerintah, tidak memakai APBN,” ujar Sandiaga.
Sandiaga kemudian menjelaskan, pembangunan Tol Cipali tersebut murni menggunakan pendanaan swasta. Pemerintah menggunakan pola kemitraan dengan badan usaha atau swasta, yakni PT Lintas Marga Sedaya untuk membangun tol sepanjang 116 km itu.
LMS merupakan perusahaan patungan dengan kepemilikan perusahaan Malaysia, Plus Expressways Berhard 55% dan PT Bashkara Utama Sedaya (BUS) sebanyak 45%. Sementara, BUS merupakan konsorsium terdiri dari PT Interra Indo Resources, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Baskhara Lokabuana.
Interra Indo Resources merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di mana Sandiaga memegang sebagian saham perusahaan tersebut. Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Sandiaga masih memegang saham sekitar 24%.
Itulah 2 jenis Investasi, Rakyat adalah Nasabahnya dan mereka saya yakin sudah mulai cerdas memilih Investasi dalam Mental sang Capres Cawapres yang mana yang lebih kompeten dalam memajukan Indonesia ke depannya. Marilah April 2019 nanti kita pilih “INVESTASI” yang menguntungkan bukan yang menyesatkan. Pilih Investasi Pemimpin yang memberikan kita keberkahan bukan memberikan kita perasaan ibarat menonton film Horror dan Thriller.
#2019TetapJokowi