Indovoices.com– Saya senang mengamati komentar-komentar yang terkait dengan isu sosial dan politik. Salah satu komentar yang banyak adalah semua partai politik dan politisi sama saja. Bersikap sinis. Pengetahuan lebih mendalam tentang calon yang akan dipilih di dewan tingkat Kabupaten, Provinsi, Pusat minim. Anehnya, tidak ada niat untuk memgetahui lebih mendalam. Komentar hanya mengatakan semua partai politik dan politisi sama saja. Akibatnya, ada beberapa politisi lama yang tidak duduk kembali menjadi Dewan. Sebut saja Maruarar Sirait, Budiman Sudjatmiko dari PDIP, Indra Surayani Chaniago dan Zulfan Lindan, Akbar Faizal dari Nasdem. Tokoh perempuan dari Sumut Sarma Hutajulu dari PDIP yang gesit memperjuangkan rakyat tidak terpilih kembali di DPRD Provinsi. Cukup banyak dewan yang bekerja dengan baik tidak terpilih kembali.
Mengapa dewan yang bagus tidak terpilih kembali?.
Beberapa waktu yang lalu, saya bercerita dengan teman-teman di Jakarta, ada beberapa anggota dewan lama yang konsisten bekerja dan menyalurkan dana reses dengan baik tidak memperoleh suara yang baik.
Apakah keadaan ini mengubah strategi anggota Dewan Terpilih tahun 2019-2024. Apakah keadaan ini akan membawa dewan terpilih ke pragmatisme?. Ini pertanyaan yang serius. Jika pragmatisme ini menjadi pilihan maka kualitas kerja dewan kita tak ubahnya seperti dewan yang lalu. Tidak ada perubahan kualitas pelayanan.
Terkait dengan kualitas partai politik, ketika saya bertanya ke anggota DPR RI Sumut 2 Martin Manurung apakah ada keuntungan tanpa mahar yang digaungkan partai Nasdem ke partai Nasdem?. Apakah ada pengaruh tanpa mahar ke masyarakat luas?. Sesuai tujuan tanpa mahar agar Gubernur, Bupati/Walikota dan kader terpilih meminimalkan potensi korupsi. Tidak membebani Gubernur, Bupati/Walikota dan kader yang duduk di dewan.
Sebagai contoh, apakah calon yang didukung partai Nasdem tanpa mahar ketika tidak terpilih loyal terhadap partai Nasdem?. Atau, ketika Pemilu lalu mereka memberikan kontribusi ke partai Nasdem untuk menggapai impianya untuk merestorasi Indonesia?. Bagaimana kontribusi Gubernur, Walikota/Bupati yang terpilih tanpa mahar ke masyarakat?.
Saya harus mengakui bahwa seluruh Gubernur, Walikota dan Bupati yang didukung Nasdem, selain tanpa mahar Nasdem juga tidak membebani pengaturan jabatan di daerah. Itu luar biasa.
Ketika itu saya tanyakan kepada ketua DPP Partai Nasdem Martin Manurung, simpulannya hanyalah DPP Partai Nasdem terus komitmen melaksanakan restorasi tanpa mengeluh apakah ada insentif pengorbanan itu kepada partai Nasdem. Kita kerjakan tugas kita secara terus menerus. Proses perjuangan masih panjang.
Dalam tulisan ini, hal yang hendak kusampaikan adalah partai politik dan beberapa politisi cukup banyak yang berubah sesuai amanat reformasi. Tentu, partai politik dan politisi perlu juga insentif berupa apresiasi. Apresiasi dalam bentuk bersama berubah untuk membangun bangsa kita.
Politisi yang perilaku malaikat pun tak akan terpilih jika pemilih tidak berubah. Rakyat dan politisi harus sama bergerak melakukan perubahan.
Sebentar lagi kita akan Pilkada serentak. Partai politik memilih calon yang baik dan pemilih memilih yang baik juga. Dengan demikian, majaulah bangsa kita yang kita cintai ini.
#gurmanpunyacerita