Indovoices.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) di Banyuwangi, Jawa Timur. Pembangunan pabrik ini akan mendukung industri kereta api di Tanah Air. Workshop ini akan menjadi pabrik kereta api kedua milik PT INKA.
Dalam tinjauan tersebut, Menteri Rini mengatakan pembangunan pabrik kereta api milik PT INKA ini sangat penting. Sebab, daya tampung pabrik kereta api di Madiun sudah terlalu padat dan tidak mencukupi. Sedangkan, PT INKA baru saja mendapatkan pesanan gerbong dan lokomotif kereta api dari Laos.
“Kita juga sudah menawarkan ke Filipina dan Madagaskar. Jadi kita tawarkan ke banyak negara juga. Alhamdulillah kita punya dan ini harus cepat terselesaikan karena memang pesanannya PT INKA sudah menunggu seperti gerbong dan lokomotif kereta makin banyak sehingga di Madiun itu sudah cukup padat dan tidak mencukupi,” ujar Rini.
Dia menjelaskan pemilihan lokasi pabrik kereta api di Banyuwangi bukan tanpa alasan. Pabrik kedua ini berdekatan dengan Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Banyuwangi Baru. Pabrik ini akan dilengkapi testing track sepanjang 4 kilometer (km).
“Memang pabrik-pabrik kereta yang besar di dunia harus ada test track-nya dan membutuhkan lahan yang besar,” katanya.
Pabrik kedua PT INKA (Persero) di Banyuwangi menempati lahan seluas 83,49 hektare. Untuk tahap pertama, pembangunan pabrik ini menelan dana mencapai Rp 483 miliar dengan kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT INKA sendiri membutuhkan sekitar 3.000 tenaga kerja dan akan diutamakan dari masyarakat sekitar dalam pengoperasian pabrik kereta api, salah satunya lulusan SMK.
Workshop tersebut nantinya digunakan untuk pengembangan kapasitas produksi PT INKA (Persero) sebagai satu-satunya manufaktur sarana perkeretaapian di Asia Tenggara. Pabrik ini akan membuat lokomotif dan gerbong yang berorientasikan untuk ekspor ke luar negeri. Hingga saat ini, progres pembangunan pabrik kereta api tahap pertama ini sudah mencapai 20%.
“Kita harapkan tahap pertama pabrik kereta api kedua milik INKA ini bisa selesai pada Agustus 2020,” tegas Rini.
Pada kesempatan yang sama, PT INKA (Persero) juga menyerahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) ke penduduk setempat berupa pembangunan 15 unit fasilitas MCK senilai Rp 150 Juta, bantuan renovasi fasilitas umum di SD Ketapang 6 senilai Rp 100 juta dan renovasi sarana tempat ibadah Pondok Pesantren Ketapang senilai Rp 150 juta. Bantuan ini sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial PT INKA (Persero) kepada warga di sekitar area pembangunan workshop.
Kerja sama dengan SMK Banyuwangi
Menteri Rini juga menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerja sama antara PT INKA (Persero) dengan dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banyuwangi, yakni SMK 1 Glagah dan SMK Cordova. Kerjasama tersebut berupa Pendampingan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan sesuai Kebutuhan Industri (Link and Match) di SMK Cordova, Banyuwangi.
Rini menambahkan, sektor perkeretaapian merupakan salah satu industri manufaktur yang membutuhkan tenaga kerja dan tenaga ahli dari lulusan SMK. Nantinya, lulusan SMK akan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga, lulusan SMK bisa langsung terserap untuk industri kereta api nasional. Hal ini membuktikan bahwa BUMN bisa berperan aktif melakukan proses link and match antara dunia pendidikan dengan yang dibutuhkan dalam dunia industri.
“Kita membantu SMK dan juga SMK membantu kita dalam memproduksi kereta api nasional. Artinya, kita sebagai BUMN dapat memberikan hasil nyata pada para lulusan SMK dan Politeknik untuk bekerja di BUMN,” jelasnya.
PT INKA juga memberikan bantuan alat praktikum untuk 6 SMK Binaan PT INKA di Banyuwangi senilai Rp 90 juta dan Bantuan pembangunan Fasilitas umum ke 5 SMK binaan PT INKA di Banyuwangi senilai Rp 150 juta.
“Saya berharap kerja sama ini bisa dilakukan oleh BUMN-BUMN lainnnya yang juga ada di Banyuwangi maupun wilayah Indonesia lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar bisa menjadi pelaku industri di Tanah Air,” pungkasnya.
Dalam peninjauan itu hadir pula Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko dan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) Budi Noviantoro, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Dolly Pulungan, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Sulaiman Arif Arianto. (jpp)