Indovoices.com-Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, menemui Fuad Naji salah satu suporter yang menjadi korban pengeroyokan sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Malaysia vs Indonesia. Pada pertemuan tersebut, Sesmenpora juga langsung memberikan akses telepon ke Menpora Zainudin Amali.
“Kejadiannya itu adalah sweeping dari suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia. Insiden pengeroyokan itu terjadi pada pukul 02.00 dini hari di daerah perhotelan di Bukit Bintang,” kata Fuad, saat ditemui Sesmenpora di daerah Daan Mogot, Jakarta.
Fuad tidak sendiri. Ia bersama kawannya, Yovan, yang juga menjadi korban pengeroyokan suporter Malaysia. “Waktu mereka (suporter Malaysia) menghampiri saya, mereka menanyakan ‘Kau Indonesia atau Malaysia?’ dan saya diminta untuk berbicara bahasa Melayu. Kemudian mereka merogoh-rogoh kantong saya dan mencari identitas saya,” tutur Fuad.
“Saya tidak sendiri, saya bersama kawan saya atas nama Yovan,” Fuad menambahkan.
Fuad dan Yovan lantas dikeroyok oleh suporter Malaysia yang berjumlah 15-20 orang. “Setelah mereka puas mengeroyok saya dengan kata-kata diskriminatif terhadap Indonesia, saya lepaskan tas saya yang berisi paspor, dompet, dan ponsel, ” kata Fuad. “Setelah itu saya bersama Yovan menyelamatkan diri ke hotel kawan saya yang terdekat dari situ,” Fuad menambahkan.
Fuad sangat menyayangkan warga sekitar yang seakan tidak peduli dengan aksi pengeroyokan tersebut. “Di situ wilayah ramai, yang melihat banyak, tetapi warga di sana apatis. Mereka hanya menjadikan saya tontonan,” ujar Fuad. “Mereka tidak berusaha menghubungi polisi atau melerai para pelaku pengeroyokan tersebut dan saya yakin di situ CCTV banyak,” Fuad melengkapi.
Fuad Naji menilai, aksi pengeroyokan itu terjadi secara terencana. “Sweeping itu terorganisasi dan terencana,’ ucapnya. “Ada yang bermotor untuk memantau kondisi sekitar, ada yang bertugas merekam aksi, ada yang menjadi eksekutor dan ada yang memberi komando,” kata Fuad.
Terkait kejadian pengeroyokan tersebut, pihak Kemenpora yang diwakili oleh Sesmenpora Gatot S Dewa Broto akan mengumpulkan data yang mendukung untuk proses penyelidikan. Pihak KBRI di Kuala Lumpur juga akan memberikan pendampingan jika suatu saat korban pengeroyokan Fuad atau Yovan dipanggil untuk memberikan keterangan kepada Polis Diraja Malaysia (PDRM). “Kami akan mengumpulkan data lebih lanjut secara singkat saja dan mendalami informasi terkait kejadian yang dialami Fuad,” katanya. (jpp)