Minggu, 24 November 2024

Inflasi 2021 bakal meningkat gara-gara burden sharing? Ini pendapat para ekonom

Indovoices.com –Bank Indonesia (BI) mengungkapkan adanya potensi peningkatan inflasi di tahun 2021 dari skema pembagian beban (burden sharing) dalam pembiayaan utang untuk pemulihan ekonomi nasional, khususnya sektor public goods, UMKM, dan korporasi.

RelatedPosts

Mengutip dari dokumen rapat kerja Menteri Keuangan dan BI bersama dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI beberapa waktu lalu, bank sentral mengkaji kalau ekspansi moneter BI di tahun 2020 tersebut, mampu meningkatkan inflasi tahun depan di kisaran 5,26% – 8,15%.

Senada dengan BI, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga berpendapat kalau inflasi berpotensi naik di tahun depan, dalam kisaran kajian BI. “Ini asumsinya, tergantung bagaimana pola pemulihan pasca PSBB dan efektivitas stimulus fiskal. Selain itu, juga perlu melihat perkembangan eksternal, terutama terkait Covid-19,” kata David.

Sejalan dengan bank sentral dan David, Ekonom Institut For Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, memang ada risiko peningkatan inflasi di tahun 2021. Menurut perkiraannya, bahkan inflasi bisa bergerak di kisaran 6% – 10% dan dikhawatirkan mampu semakin menggerus daya beli masyarakat.

Untuk menjaga agar lonjakan inflasi, Bhima melihat ada beberapa langkah yang bisa diupayakan. Pertama, menjaga pasokan pangan untuk antisipasi adanya penurunan tajam produksi pangan global.

Apalagi, komponen pangan merupakan komponen penyumbang inflasi terbesar. Saat ini memang permintaan sedang rendah, tetapi pandemi juga bisa menghambat dari sisi pasokan. Bahkan, beberapa produsen pangan misalnya Vietnam dan Thailand mulai menurunkan ekspornya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (msn)

 

Related Posts

Next Post

Recommended

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Add New Playlist