Indovoices.com-Dubes/Wakil Tetap RI untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (Organization for Prohibition of Chemical Weapons/OPCW), I Gusti Agung Wesaka Puja, menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus berperan dalam penguatan kapasitas dan kerja sama antarnegara pihak Konvensi Senjata Kimia (KSK), termasuk mendorong upaya konsensus dalam implementasi KSK.
Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan the 24th Conference of States Parties to the Chemical Weapons Convention (CSP-24), di Den Haag, Belanda.
Dalam kaitan itu, baru-baru ini Indonesia telah menjadi tuan rumah dua kegiatan peningkatan kapasitas OPCW, yakni Table Top Exercise on Chemical Emergency Response (TTX 2019) Asia Region pada 29 Oktober-1 November 2019 dan Workshop on the Chemical Supply Chain Safety and Security Management for the Member States of the OPCW in the Southeast Asia pada 19-21 November 2019.
Dubes Puja juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya penguatan peran perempuan dalam ilmu pengetahuan, terutama mengenai kimia. Indonesia pun menawarkan menjadi tuan rumah 5th Symposium of Woman in Chemistry pada tahun 2020.
Dalam sesi Debat Umum, negara-negara Pihak menyampaikan penghargaan kepada Dubes Puja selaku co-facilitators bersama Dubes El Salvador atas keberhasilan mencapai konsensus mengenai proses revitalisasi mekanisme fasilitasi di OPCW.
Mereka mengharapkan bahwa mekanisme ini dapat memberikan hasil nyata kepada Negara-negara Pihak dalam memajukan implementasi Konvensi secara komprehensif.
Secara khusus, beberapa negara Asia juga mengapresiasi Dubes Puja selaku co-facilitators bersama Dubes Korea Selatan dalam pemilihan anggota Dewan Eksekutif periode 2020-2022 dan pejabat CSP-24 mewakili Kelompok Asia secara konsensus.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia juga menekankan beberapa hal, termasuk mendukung 2020 OPCW Program and Budget dan menyampaikan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam perubahan siklus penganggaran OPCW, menyambut upaya perubahan teknis Annex Scheduled Chemical 1 KSK sebagaimana diusulkan melalui Joint Proposal Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda, proposal Rusia, serta mendorong partisipasi dan kontribusi negara pihak KSK untuk proyek Pusat Kimia dan Teknologi OPCW.
“Indonesia juga menekankan pentingnya representasi geografis anggota Identification and Investigation Team (IIT),” ujar Dubes Puja.
Pertemuan CSP-24 yang diselenggarakan hingga 29 November 2019 ini membahas sejumlah agenda, antara lain Status of Implementation of the Chemical Weapons Convention, Annual Reports, Election of Member states to Membership of Executive Council, Programme and Budget of the OPCW for 2020, Administrative and Financial Reports, dan lain-lain.
Pertemuan tersebut dihadiri 153 Negara Pihak KSK dan dipimpin oleh Dubes Bulgaria sebagai Ketua CSP-24. Pertemuan juga dihadiri oleh Direktur Jenderal OPCW beserta jajaran Sekretariat Teknis OPCW, wakil industri kimia, organisasi internasional dan kelompok masyarakat madani. (jpp)