Indovoices.com- Indonesia untuk pertama kalinya memprakarsai penyelenggaraan pertemuan Retreat Dewan Keamanan (DK) PBB di mana negara-negara anggota dapat berdiskusi secara informal namun dalam atmosfer yang sangat positif. Hal ini merupakan capaian bagi Indonesia dalam mendorong penguatan dan kerja sama di antara negara anggota DK PBB.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Febrian A. Ruddyard usai penutupan pertemuan United Nations Security Council Member’s Retreat: Wrap Up of the Year: Lessons Learned and the Way Forward, di Bali.
“Dalam Retreat kali ini, terlihat diskusi yang sangat cair dan terbuka di antara negara-negara anggota tetap DK PBB dengan negara anggota tidak tetap DK PBB, serta perwakilan think-tank terkait. Kita berharap iklim positif yang terbangun ini dapat terus berlanjut dalam pembahasan dan penyelesaian berbagai isu di DK PBB,” ujarnya.
Sementara itu, Dubes Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, mengungkapkan negara-negara anggota DK PBB sangat mengapresiasi inisiatif Indonesia yang menyelenggarakan Retreat DK PBB.
“Pertemuan informal semacam ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk memperkuat kerja sama dan mendorong kesatuan di antara negara-negara anggota DK PBB,” kata dia.
Dubes Djani menyampaikan bahwa inisiatif Indonesia menyelenggarakan Retreat DK PBB sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menjadi consensus builder dan mendorong kesatuan suara di DK PBB.
Indonesia, menurutnya, sejauh ini terbukti telah menjadi salah satu negara yang dipercaya untuk menjembatani perbedaan pandangan di antara negara-negara anggota DK PBB.
Retreat tersebut dihadiri oleh negara-negara anggota DK PBB serta negara-negara yang akan bergabung menjadi anggota tidak tetap DK PBB di tahun 2020.
Selama dua hari, negara-negara anggota DK PBB saling be?rtukar pandangan mengenai kinerja DK PBB selama setahun terakhir serta upaya perbaikan metode kerja dan pembahasan isu-isu DK PBB selanjutnya.
Pertemuan Retreat DK PBB ini telah membahas sejumlah isu, di antaranya terkait metode kerja DK PBB, sinergi dan kerja sama antara DK PBB dengan organisasi regional dan badan PBB lainnya, serta berbagai isu kawasan dan tematik yang menjadi pembahasan dalam DK PBB. (jpp)