Indovoices.com-Guna memajukan upaya perlucutan senjata nuklir global, mekanisme peninjauan ulang terhadap implementasi Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir dan mekanisme verifikasi perlucutan senjata nuklir perlu diperkuat.
Demikian disampaikan Duta Besar RI di Stockholm, Bagas Hapsoro, pada pertemuan tingkat senior Stockholm Initiative on Nuclear Disarmament di Stockholm, Swedia.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Bagas juga menegaskan pentingnya edukasi publik dan memasukkan perspektif gender dalam penguatan upaya perlucutan senjata nuklir global.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Stockholm Ministerial Meeting on Nuclear Disarmament and Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT) pada Juni 2019.
Pertemuan tersebut telah mengidentifikasi berbagai opsi prioritas dan kontribusi bersama melalui pendekatan stepping stones yang akan disepakati pada Berlin Ministerial Meeting on Nuclear Disarmament di Berlin, Jerman, pada Februari 2020.
Hasil dari Berlin Ministerial Meeting itu nantinya akan disampaikan dalam bentuk rekomendasi yang tidak hanya untuk menyukseskan Review Conference Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir pada tahun 2020, tetapi juga untuk memajukan isu diplomasi perlucutan senjata nuklir global secara umum.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Swedia dan Jerman bekerja sama dengan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) dan British American Security Information Council (BASIC) ini dihadiri oleh pejabat tingkat senior maupun duta besar dari 16 negara, antara lain Argentina, Kanada, Finlandia, Ethiopia, Jerman, Indonesia, Jepang, Yordania, Kazakhstan, Belanda, Norwegia, Selandia Baru, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, dan Swiss. (jpp)