Indovoices.com –Ledakan kasus Covid-19 di India perlu menjadi perhatian bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Dari data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 nampak jika grafik angka kematian harian secara konsisten memang menurun, yaitu sejak akhir Januari sampai awal April 2021. Namun kini, grafik justru cenderung naik sampai hari ini.
Sebelumnya angka kematian banyak disebut berada di bawah 100 orang per hari.
Namun kini, hampir setiap hari berada di angka atas 100. Rabu (5/5/2021), tercatat ada 212 kematian baru akibat Covid-19.
Total, sudah ada 46.349 orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 di Indonesia.
Karenanya, menurut ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, bukan tidak mungkin jika ledakan India bisa terjadi di Indonesia.
Karena itu, ada beberapa hal yang sudah pasti harus dilaksanakan. Pertama, tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan konsisten.
Kedua, pemerintah perlu menutup pintu keluar masuk kedatangan orang-orang dari luar negeri.
Tidak hanya itu, menurut Dicky ada hal lain yang perlu dilakukan selain dua hal di atas, yaitu ketersediaan data dan penyajiannya. Menurut Dicky, Indonesia memiliki permasalahan dalam pendataan.
“Permasalahan di kita adalah miskin data. Miskin ketersediaan data dan penyajiannya. Misalnya angka kematian, kita minim manajemen data kita dan laporan,” ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (6/6/2021).
Di sisi lain, Dicky menyebutkan jika kita perlu mewaspadai trennya. Indonesia saat ini dirasa kurang dari segi mitigasi dan deteksi.
Jadi potensi Indonesia mengalami kebobolan tentunya ada. Karenanya, hal utama yang dilakukan adalah deteksi kasus secara aktif. Dimulai dari penjangkauan ke setiap rumah.
“Karena masyarakat kita bukan tipikal yang langsung berobat ke rumah sakit. Berobat sendiri menggunakan obat tradisional. Jadi penjangkauan ke rumah harus dijalankan, sehingga dapat melihat kasus besar yang selama ini tidak terdeteksi,” katanya lagi.