Indovoices.com –New normal saat ini menjadi salah satu istilah yang cukup sering disebutkan dalam menghadapi pandemi covid-19. New normal ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi agar masyarakat bisa tetap melakukan aktivitas di tengah wabah korona, mengingat sampai saat ini obat atau vaksin belum ditemukan.
“New normal ini bukan berarti normal seperti tidak ada virus. Maksudnya adalah kita bisa tetap hidup dan menjalankan aktivitas baik di rumah, kantor, dan lainnya di tengah ancaman covid-19. Kita tetap bisa produktif, meskipun berada di tengah ancaman covid-19,” ujar Ketua Umum PB IDI, Dr. Daeng M Faqih, SH, MH, dalam acara Live Streaming Edukasi Online oleh Betadine Indonesia.
Sebagai Ketua Umum PB IDI, Dr. Daeng juga mengimbau pemerintah agar penerapan new normal ini bisa dilakukan dengan hati-hati.
“Kalau kurva sudah menurun, pertambahan kasus di bawah satu persen itu mungkin bisa. Akan tetapi kalau masih tinggi atau bahkan belum memasuki puncak, rasanya belum masuk indikator,” ujar Dr. Daeng.
Untuk itu, ia menekankan bahwa penerapan new normal harus berdasarkan tiga hal. Yaitu indikator, kriteria, serta protokol yang tepat.
“Ada standar dan tahapan-tahapan karena tidak semua bisa diterapkan secara nasional. Bisa menggunakan skala prioritas. Misal, daerah mana yang sudah masuk kriteria itu yang bisa didahulukan,” ujar Dr. Daeng.
Lebih lanjut, dalam penerapan new normal sebaiknya aktivitas masyarakat juga harus diatur. Menurut Dr. Daeng, new normal ini merupakan suatu hal yang mau tidak mau harus dihadapi.
“Prediksi WHO, kita hidup di tengah pandemi ini. Obat atau vaksin masih lama, sehingga kita tidak mungkin selama itu mengunci diri dan tidak beraktivitas,” ujar Dr. Daeng.
“Mau tidak mau harus bersiap menuju new normal tetapi tidak dilakukan secara serampangan. Ada kriteria dan indikator,” sambungnya.
Pada pelaksanannya juga harus bertahap, ada standar yang harus dipenuhi dan evaluasi. Sebaiknya juga para tenaga kesehatan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan diri.
“Rerutama di daerah tangan, hidung, dan mulut karena bagian tersebut pintu masuknya virus,” tutup Dr. Daeng.(msn)