Indovoices.com-Direktur Riset Center of Reform on Economy (Core), Piter Abdullah mengatakan, pandemi Virus Corona yang tak kunjung reda bakal berdampak signifikan bagi perekonomian. Pada akhirnya, pukulan pada perekonomian ini bisa berujung kepada kenaikan angka kemiskinan di Tanah Air.
Menurut prediksi Core, wabah corona itu akan menggerus pertumbuhan ekonomi Indonesia ke kisaran 4-4,5 persen saja. “Pertumbuhan yang rendah akan meningkatkan kembali angka kemiskinan,” ujar dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, secara total, penduduk miskin di Indonesia mencapai 24,7 juta jiwa per September 2019. Angka ini merepresentasikan 9,22 persen dari total penduduk di Indonesia.
Kendati memprediksi adanya kenaikan angka kemiskinan, Piter belum bisa memproyeksikan secara rinci imbas dari pandemi itu. Ia mengatakan, pandemi Corona membuat perekonomian cenderung lesu. Hal tersebut bisa dilihat dari penurunan angka produksi, ekspor, investasi, hingga konsumsi. Artinya, aktivitas perekonomian cenderung melambat. “Semua turun karena banyak orang kehilangan pekerjaan, pendapatan pun berkurang.”
Dalam kondisi seperti ini, Piter mengatakan paket insentif anyar tentu dibutuhkan. Walau kebijakan itu pun tidak akan cukup untuk meredam loyonya perekonomian lantaran dihantam COVID-19. Bentuk insentif yang bisa digelontorkan pemerintah untuk mengerem kelesuan ekonomi itu antara lain adanya bantuan langsung kepada penduduk miskin atau kepada mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat Virus Corona. Di samping itu, ia menyarankan adanya juga bantuan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah dalam kebijakan itu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah tengah menyiapkan stimulus ekonomi Jilid III. Paket kebijakan itu selain difokuskan untuk sektor kesehatan, juga akan menjangkau jaring sosial. Dengan demikian, aliran bantuan itu nantinya akan memaksimalkan segala saluran yang dimiliki pemerintah untuk menjangkau rakyat kecil.
Sri Mulyani menyebut contoh program keluarga harapan, kredit usaha rakyat, kredit ultra mikro, kartu sembako, hingga program bantuan pangan non tunai. Artinya, paket stimulus untuk menangkis dampak wabah corona ini bisa menjangkau masyarakat lapisan terbawah dan para pekerja informal.
“Kalau kita ingin uang masuk ke kantong masyarakat yang membutuhkan, saluran itu yang akan kita pakai. Berapa jumlahnya, masih kita hitung. Dinamikanya seperti saya sampaikan, belum kita pelajari sepenuhnya ke mana arahnya,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi video. (msn)