Indovoices.com– Berulangkali saya putar video Ustad Abdul Somad ( UAS) di sosmed. Di Sosmed ada beberapa yang protes isi video UAS karena disebut ada jin di Salib Yesus. Benarkah?. Jika mau diteliti, apakah ada dasar referensi atau titik awal untuk menelitinya?. Atau, UAS dapat ilham langsung untuk mengatakan itu.
Bagaimana orang kristen menyikapi pernyataan UAS?. Reaktif, biasa saja atau melaporkan ke polisi dengan penistaan agama?.
Dalam pemahaman saya, cara berpikir orang kristen adalah menjelaskan makna hidup yang baik. Bagaimana hidup mengampuni atau bersikap lembut kepada yang menyakitinya. Atau, orang kristen tersadar kurang kerja keras menyampaikan kabar baik yang dimiliki kristen. Kristen tidak boleh mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi mengandalkan kuasa Tuhan. Kristen mengandalkan kuasa Tuhan Allah.
Kalau mengandalkan kuasa Tuhan Allah, mengapa harus melapor?. Bisakah kita menontonya dengan senyum dan mengatakan, “anda keliru pak Ustad”. Pemahaman saya adalah Salib itu sebagai lambang penebusan atau melepaskan manusia dari dosa.
Sikap orang kristen terhadap video UAS adalah ujian bagi kita apakah sudah dewasa atau tidak dalam beriman?.
Ketika saya kuliah dulu, saya sering bertanya soal perkataan Yesus dalam Alkitab yang mengatakan,” jika ditampar pipi kirimu, kasihlah pipi kananmu”. Bagaimana mungkin kita sanggup melakukan itu?. Saya banyak bertanya dan menafsir berbagai buku?. Tidak mudah menerima berbagai tafsir yang dibuku maupun tafsir para teolog.
Tetapi, dalam pergumulan saya menyadari bahwa hal itu luar biasa?. Dalam rangka apa Yesus mengatakan itu?. Barulah saya tersadar, apalah bedanya kita dengan lain jika biasa biasa saja?. Kita luar biasa dan berbeda dengan lain ketika kita sadar jika ada yang menampar kita maka selama ini kita tidak bekerja keras untuk mengajari mereka untuk hidup dengan baik. Andaikan kita hidup baik, bekerja keras untuk mencerahkan di sekitar kita, siapa yang menampar kita. Artinya, ada yang menampar kita karena di sekitar kita banyak yang jahat.
Bisakah kita menjelaskan kepada yang menampar pipi kiri kita bahwa dia rugi sendiri?. Tidakkah ketika kita memarahi orang lain atau membalas memukul orang lain, kita sendiri yang sakit batin?.
Mengikut Yesus memang berat. Dibutuhkan pergulatan iman. Karena itu, kita diminta untuk berhikmat. Kita diminta kerja keras agar terang dunia terjadi. Jika terang terjadi maka kegelapan hilang, maka tidak ada lagi yang menampar kita, bukan?.
Dalam hal ini, saya mau mengajak kita untuk berpikir. Mengapa kita senang dengan Gusdur?. Mengapa kita senang Syafii Maarif, Hasyim Muzadi, Said Aqil Siraj, Ulil Absar Abdallah, dan banyak sekali tokoh Islam. Menurut saya, mereka dewasa beriman. Kita pun dewasalah beriman, supaya kita sama sama dewasa. Dampaknya, kita bersama membangun Indonesia Raya. (gurgur manurung)
#gurmanpunyacerita