Indovoices.com –Ketua Tim Pedoman & Protokol dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Eka Ginanjar mengatakan, sebagian besar pasien corona (Covid-19) yang ditangani dokter merasa menyesal karena tidak mematuhi protokol kesehatan.
Para pasien itu baru menyadari bahwa virus corona itu nyata dan menyiksa tubuh. “Sebagian besar pasien Covid-19 yang ditangani para dokter merasa menyesal tidak mematuhi protokol kesehatan setelah terkena penyakit itu,” ujar Eka dalam siaran pers PB IDI yang diterima.
Dan mereka merasakan betul bahwa Covid-19 itu nyata dan menyiksa tubuh. “Oleh karena itu, cegahlah diri anda dari penularan dan cegahlah diri Anda juga untuk menjadi sumber penularan,” kata Eka.
Eka mengingatkan bahwa sampai vaksin corona selesai diuji coba dan terbukti efektif serta aman digunakan, tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan.
Adapun protokol kesehatan itu yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak (3M).
“Walaupun sulit dan banyak masyarakat belum terbiasa, namun langkah 3M ini adalah cara yang paling efektif hingga saat ini dalam mencegah penularan,” ucap Eka.
Meski demikian, Eka juga mengingatkan, apabila menggunakan masker kain (non-medis), sebaiknya dicuci setelah beraktivitas dan diganti dengan masker baru yang bersih dalam aktivitas berikutnya.
Sementara itu, apabila menggunakan masker medis seperti masker bedah, N95 dan KN95, sebaiknya masker dibuang di tempat sampah dalam keadaan tidak utuh untuk mencegah didaur ulang.
Bila penggunaan untuk medis maka digolongkan dalam sampah medis yang harus dikelola khusus. “Kami menyadari ketidaknyamanan masyarakat dalam menggunakan masker dalam beraktivitas. Namun, bahwa disiplin 3M bukan hanya menjaga keselamatan diri sendiri, tapi juga keluarga dan orang di sekitar,” ujar dia.
“Terutama saat ini yang paling diwaspadai adalah orang tanpa gejala yang bisa saja merasa sehat dan terus beraktifitas dengan mengabaikan protokol kesehatan,” kata Eka.(msn)