Indovoices.com-Hingga kini virus corona belum ditemukan di Indonesia. Meski demikian, Ketua Terpilih Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Moh Adib Khumaidi, meminta pemerintah tetap mewaspadai secara serius penyebaran virus corona.
Menurutnya, tidak berarti Indonesia saat ini terbebas dari virus yang diberi nama COVID-19 itu.
“Memang saat ini yang di Indonesia dari hasil pemeriksaan masih negatif, tapi bukan berarti bahwa Indonesia bebas dari coronavirus,” kata Adib usai mengisi diskusi dengan tema ‘Belajar dari Corona, Si Penyakit Mematikan’ di Hotel Santika, Jakarta Pusat.
Adib menganggap dengan banyaknya jumlah pintu masuk warga asing, Indonesia memiliki risiko yang cukup besar terpapar virus corona. Untuk itu, Adib mengimbau pemerintah untuk memberi perhatian khusus di pelabuhan, bandara, hingga perbatasan negara.
“Bisa. Saya kira risiko (masuknya virus corona) itu bisa. Karena Indonesia itu cukup berisiko untuk masuknya virus tadi,” kata Adib.
“Ada beberapa jalur masuk melalui bandara, laut, perbatasan darat pun juga ada. Sehingga juga kemudian thermal scanner juga harus ada. Terus petugas yang berjaga kita kasih pelatihan,” imbuh Abdi.
Abdi juga mengimbau masyarakat ikut waspada dengan menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Caranya dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan makan makanan bergizi.
“Tapi yang penting adalah menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, membiasakan cuci tangan, makan makanan yang bergizi, pakai hand sanitizer, habis aktivitas pakai hand sanitizer, sampai rumah cuci tangan, cuci kaki, termasuk etika batuk,” pungkas Adib.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan hingga kini Indonesia masih zero kasus virus corona. Ia mengatakan, pemerintah tidak pernah menyembunyikan kasus virus corona.
“Coba kalau ada di mana itu virus corona. Itu kan cuma orang mau bikin isu, yang tidak (ada virus corona di Indonesia) sampai hari ini ya. Saya tidak tahu kalau sampai besok tapi sampai hari ini tidak,” usai menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan dan Launching Buku di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Hingga kini, virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China telah menyebar ke seluruh benua. Tercatat ada 44 negara terinfeksi virus corona. Kasus terparah terjadi di Korea Selatan, Iran, dan Italia.
Bahkan, Iran tercatat sebagai negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia, setelah China, dengan angka mencapai 34 orang. Imbas virus corona juga menyebabkan pemerintah Arab Saudi menyetop sementara umrah.
Secara global, angka kematian akibat virus corona telah mencapai lebih dari 2.900 jiwa dan menginfeksi lebih dari 85 ribu orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sekarang ada lebih banyak kasus terjadi di luar negeri daripada di China. WHO juga meningkat status risiko virus corona ke level tertinggi, setelah virus tersebut menyebar ke negara sub-sahara Afrika yakni Nigeria.(msn)