Indovoices.com –Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi menyatakan banyak hal yang harus terus diupayakan pemerintah untuk memastikan virus COVID-19 dapat segera tertangani dengan baik.
Menjaga jumlah ketersediaan ruang rawat bagi pasien corona hingga penambahan tenaga kesehatan jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini.
“Upaya yang harus kita lakukan adalah tetap menjaga untuk terkait dengan penambahan ruang rawat jika ada eskalasi jumlah pasien yang meningkat, penambahan ketenagaan, mempertegas rujukan berjenjang, maksimalkan peran Puskesmas perawatan untuk OTG dan ringan dan preventif promotif dan deteksi dini,” ujar ujar Adib kepada wartawan, Senin (1/3).
Lebih dari itu, Adib membeberkan setidaknya empat strategi besar yang bisa ditempuh suatu negara. Pertama yakni memperkuat sinergitas, hadirnya regulasi tentang sistem kesehatan nasional yang adaptif dengan pandemi hingga sistem kesehatan nasional ini menurutnya dapat membuat negara menjadi lebih fleksibel dan siap dalam menghadapi kondisi darurat seperti pandemi.
Melalui sinergitas seperti di antaranya penguatan Puskesmas dalam rangka meningkatkan fungsi promotif dan preventif serta peran kesehatan di daerah sulit, sinkronisasi sektor hulu dipercaya mampu dapat memperbaiki sistem kesehatan hingga ke tingkat paling bawah.
“Fokus utama mengatur mengenai perlindungan dan hak tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan,” ucap Adib.
Selanjutnya yakni strategi kedua yakni melakukan penyiapan dari sistem kesehatan yang kemudian didukung regulasinya. Ia menyebut perlu ada upaya di dalam penyiapan teknis sistem kesehatan terintegrasi salah satunya yaitu menyiapkan rumah sakit yang khusus untuk menangani penyakit yang berpotensi wabah.
Pembagian rumah sakit itu, kata Adib, jelas akan berdampak nantinya pada maksimalnya proses penanganan baik pada pasien korban pandemi atau non pandemi. Ia menganggap pelayanan kesehatan esensial ini masih menjadi satu beban yang juga harus diselesaikan oleh negara.
“Jadi tetap harus ada klastering untuk memisahkan antara pelayanan COVID-19 dan non COVID-19 dengan protokol kesehatan yang memadai, melakukan penataan sistem rujukan dan distribusi, melakukan pendataan terhadap kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan, mendorong Indonesia menjadi pusat penyakit menular, meningkatkan anggaran program kesehatan dan juga membangun dan mengembangkan digital teknologi informasi di bidang kesehatan,” ungkap Adib.
Strategi ketiga ialah pemerintah harus memperkuat industri dan teknologi kesehatan. Langkah itu, kata dia, dapat ditempuh dengan membangun dan mengembangkan industri kimia dasar, mempercepat transfer teknologi, membangun infrastruktur dan mempercepat pusat penelitian dan pengembangan sebagai prioritas nasional.
Terakhir, strategi keempat yakni memperkuat kesadaran dan kepatuhan masyarakat. Adib menilai Indonesia memiliki modal sosial kuat, sehingga hal itulah kini yang harus dimanfaatkan pemerintah. Salah satunya yakni memperkuat literasi hingga penekanan akan pentingnya penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi.
“Dengan memprioritaskan program promotif dan preventif, mendorong masyarakat untuk pola hidup sehat, memberdayakan organisasi informal, meningkatkan ketersediaan literasi dan sumber informasi tentang COVID-19 untuk menangkal hoaks terkait dengan masalah informasi COVID,” kata Adib.
“Kita punya modal sosial yang kuat, kita punya modal sosial yang besar yang ini bisa dilakukan upaya-upaya untuk mendorong untuk kita bisa menyelesaikan pandemi di Indonesia,” tutupnya.(msn)