Indovoices.com –Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat covid-19 (korona). Total 282 petugas medis dan kesehatan wafat akibat terinfeksi covid-19 sejak Maret 2020 hingga November 2020.
“Terdiri atas 159 dokter dan sembilan dokter gigi, dan 114 perawat,” kata Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 November 2020.
Para dokter yang wafat terdiri atas 84 dokter umum (empat guru besar), 73 dokter spesialis (enam guru besar), dua residen yang berasal dari 20 IDI wilayah (provinsi), dan 71 IDI cabang (Kota/Kabupaten). Adib menuturkan berdasarkan data provinsi, Jawa Timur 36 dokter, DKI Jakarta 26 dokter, Sumatra Utara 24 dokter.
Kemudian Jawa Barat 12 dokter, Jawa Tengah 11 dokter, Sulawesi Selatan tujuh dokter, Banten enam dokter, Bali lima dokter, Kalimantan Timur lima dokter, DI Aceh lima dokter, Riau empat dokter. Selanjutnya, Kalimantan Selatan empat dokter, Sumatra Selatan tiga dokter, Kepulauan Riau tiga dokter, DI Yogyakarta dua dokter.
Lalu, Nusa Tenggara Barat dua dokter, Sulawesi Utara dua dokter, Papua Barat satu dokter, Sumatra Barat satu dokter, Bengkulu satu dokter, dan masih ada satu dokter menunggu verifikasi.
Adib menyebut dalam situasi pandemi para petugas medis dan kesehatan ialah pahlawan dalam arti sebenarnya. Mereka berani dan kuat pada saat ketakutan.
“Mereka muncul setiap hari untuk melawan virus korona, bahkan sering kali dengan membahayakan kesehatan mereka dan keluarga mereka. Bahkan tidak sedikit yang kehilangan nyawa karenanya,” kata Adib.
Adib menuturkan mereka berusaha keras mengatasi rintangan yang dilemparkan dan menempatkan kesehatan pasien di atas kesehatan sendiri. Dia berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan memberikan dukungan moral dan mental yang dapat membantu petugas kesehatan melewati krisis.
“Dan kami juga berharap, pemerintah turut mengapresiasi pengorbanan setiap tenaga medis dan kesehatan yang terlibat dalam penanganan covid-19 ini dengan memberikan jaminan kesehatan dan kesejahteraan dari negara, baik pada tenaga medis dan kesehatan yang masih menjalankan tugasnya, maupun yang sedang dirawat, dan juga yang sudah wafat,” tutur dia.
Ia menilai apresiasi dari pemerintah dan masyarakat merupakan booster dan vitamin yang kuat untuk meningkatkan ketahanan mental para tenaga medis dan petugas kesehatan.(msn)