Indovoices.com-Menanggapi pernyataan Gusby Waker dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagaimana diberitakan oleh media online rakyatku.com, yang mengklaim bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut telah membunuh 13 anggota TNI dalam kontak tembak selama 12 jam di Utigapa, Papua, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menyatakan bahwa itu tidak benar.
“Itu adalah propaganda KKB Papua. Pada era digital, institusi TNI tidak mungkin menutup-nutupi informasi,” kata Sisriadi di Jakarta.
TNI, ia menegaskan, bukan organisasi liar seperti KKB. TNI adalah organisasi besar yang dikelola dengan sistem manajemen modern yang terpadu di mana data individu personel TNI dicatat secara tertib.
“Perubahan data dilakukan secara periodik, sehingga pimpinan TNI dapat mengetahui kondisi setiap prajurit yang termutakhir,” tuturnya.
Data tersebut meliputi data pribadi dan data keluarga, seperti nama, pangkat, NRP (Nomor Registrasi Prajurit), pendidikan, jabatan, data penugasan, serta data lainnya.
“Demikian juga data riwayat kesehatan, tercatat dengan sangat rapih. Apabila seorang prajurit meninggal dunia, datanya dicatat untuk proses pengurusan pembayaran hak-hak ahli waris serta untuk keperluan penyusunan sejarah dan doktrin,” jelas Sisriadi.
Setiap pimpinan TNI di semua tingkatan, menurutnya, tidak mungkin menyembunyikan data prajuritnya yang meninggal dunia, baik di asrama, di rumah sakit, apalagi prajurit yang gugur di medan tugas pertempuran.
“Sekarang adalah era keterbukaan. Setiap prajurit TNI memiliki identitas lengkap dan tidak mungkin bisa disembunyikan. Manakala seorang prajurit TNI sakit di tempat penugasan, keluarga di kampung halaman akan segera tahu,” tegasnya.
Lebih lanjut Sisriadi menyatakan bahwa kalau KKB sangat mungkin menyembunyikan data tentang anggota mereka. “Sebagaimana kita ketahui bersama, mereka adalah organisasi liar yang tidak punya data keanggotaan, asal-usul, dan keluarganya tidak jelas. Berapa pun korban di pihak mereka, tidak akan ada yang mempertanyakan,” imbuhnya.
Mereka bisa saja menyembunyikan identitas anggota yang tewas dalam kontak dengan Satgas Penegakan Hukum. “Seperti yang bisa mereka lakukan sebelumnya, mereka selalu menuduh Satgas Penegakan Hukum membantai rakyat, jika ada anggota KKB yang terbunuh dalam kontak senjata. Opini itulah yang selalu mereka ulang-ulang,” tegas Sisriadi.
Maka itu, dapat dipastikan bahwa pernyataan Gusby Waker tentang korban TNI oleh KKB adalah berita bohong dan merupakan bentuk propaganda. Kalau ada media yang mempublikasikan kebohongan itu tanpa konfirmasi ke institusi TNI, maka Sisriadi menegaskan profesionalitas jurnalistiknya patut dipertanyakan.
“Fakta yang sebenarnya adalah puluhan anggota OPM yang tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Penegakan Hukum tidak bisa terlaporkan karena tidak bisa diidentifikasi dan tidak ada keluarga yang mempertanyakan,” ungkapnya.
Namun demikian, Sisriadi menambahkan bahwa negara masih membuka pintu lebar-lebar bagi anggota KKB yang mau menyerahkan diri secara damai. “Seperti rekan-rekannya yang sudah turun dan ikut membangun keluarga, bangsa, dan negara,” tandas Sisriadi. (jpp)