Indovoices.com –Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menggenjot pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 sejak awal tahun ini. Hingga April 2021, Indonesia telah mencapai angka 12,7 juta vaksinasi.
Dengan perolehan tersebut, Indonesia berhasil menduduki posisi ke-8 negara yang mencetak capaian vaksinasi terbanyak di dunia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Forum Indonesia Bangkit Virtual, Selasa (6/4).
“Indonesia sekarang dari jumlah suntikan merupakan ranking 8 di dunia. Kalau kita keluarkan negara-negara yang sudah bisa memproduksi vaksin sendiri seperti Amerika Serikat, Inggris, India Rusia dan China. Indonesia adalah negara ke-4 di bawah Brazil, Turki, Jerman yang sudah berhasil menyuntikan (vaksin) paling banyak sampai saat ini,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, Budi menyebut program vaksinasi massal tersebut telah berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan, yakni mencapai 10 juta vaksinasi per-bulan.
“Suntikan per-hari mencapai 500 ribu, jadi sekitar 2,5 juta seminggu atau 10 juta per bulan. Dan itu memang on track sesuai dengan ketersediaan vaksin. Jadi kecepatan vaksin kita bukan hanya untuk mengejar target saja tapi juga tergantung ketersediaan vaksinnya,” ujar Budi.
Pasokan vaksin tersendat
Namun, pelaksanaan vaksinasi di bulan April ini diperkirakan akan terhambat karena menipisnya pasokan salah satu jenis vaksin, yakni vaksin AstraZeneca dari program The Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI).
Lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di India, disebutnya akan berpengaruh terhadap suplai vaksin dunia, termasuk Indonesia, yang pada akhirnya akan berimbas pada molornya pelaksanaan vaksinasi di bulan ini.
Seperti diketahui, sebagai salah satu produsen vaksin Covid-19 terbesar di dunia, India berencana menyetop distribusi vaksin ke seluruh dunia termasuk Indonesia, seiring dengan keputusan embargo yang harus diambil.
“Kita kehilangan 10 juta dosis yang seharusnya kita peroleh dari kerja sama dengan GAVI atau WHO yang gratis itu tadinya kita berencana dapat 11,7 juta tapi sekarang kita dapatnya hanya 1,3 -1,4 juta kemudian sisanya berhenti,” terang Hendro.
Dikatakan Budi, sebenarnya pemerintah menargetkan jumlah vaksinasi di bulan April mencapai angka 15 juta per-bulan. Namun sayang, target tersebut tidak bisa dicapai karena hambatan yang terjadi.
Meskipun demikian, Budi optimistis proses vaksinasi akan kembali membaik pada Mei mendatang. “Jadi bulan April ini akan sangat sulit masanya, karena jumlah vaksinnya sedikit. Tapi Mei rencana kita produksi yang bBofarma bisa meningkat kembali, sehingga kita lajunya bisa kita tingkatkan lagi,” pungkasnya.