Indovoices.com –Para ilmuwan meyakini, ketiadaan vaksin yang mungkin bisa diterapkan saat ini, satu-satunya jalan keluar dari pandemi global Covid-19 ini adalah melalui herd immunity.
Sejumlah ilmuwan mengklaim cukup banyak orang yang memiliki antibodi, sehingga virus dapat menghilang, dengan asumsi antibodi yang dimiliki memang benar-benar kebal.
Herd immunity diyakini sebagian besar ilmuwan, dapat terjadi pada sekitar 65 persen hingga 75 persen dari populasi yang terinfeksi.
Dalam upaya baru ini, para peneliti telah menemukan kelompok herd immunity di Perancis masih sangat jauh dari yang diperhitungkan.
Ketika Perancis kembali dibuka, hanya 4,4 persen populasi yang terinfeksi virus corona, SARS-CoV-2, seperti dilansir dari Medical Xpress.
Kendati demikian, peneliti menemukan persentase tersebut jauh di bawah dari angka yang dibutuhkan untuk mendorong herd immunity.
Dalam makalah yang mereka publikasikan dalam jurnal Science, tim peneliti menggambarkan studi mereka tentang rumah sakit dan data pengawasan, serta menunjukkan bukti lainnya.
Para ilmuwan medis telah memperingatkan bahwa vaksin atau pengobatan yang efektif untuk penyakit ini mungkin baru akan tersedia setahun mendatang, bahkan mungkin lebih. Tak hanya Perancis, sejumlah negara juga mulai mencabut pembatasan.
Sementara, kurva infeksi virus corona baru di dunia terus melengkung naik yang menunjukkan semakin hari jumlah orang yang terkena Covid-19 semakin meningkat.
Pembatasan sosial hingga lockdown (penguncian) yang dilakukan sejumlah negara, beberapa berhasil menekan angka infeksi dan menjadi upaya untuk meratakan kurva.
Namun, pembatasan ini tidak efektif di beberapa negara dan tak sedikit telah memberi dampak besar bagi perekonomian dan kesejahteraan warga di negara setempat.
Hanya 5 persen populasi kebal virus
Peneliti menemukan, lockdown mengurangi tingkat penularan sebesar 78 persen, dan hanya 4,4 persen dari populasi yang terinfeksi dari negara itu.
Ini masih sangat jauh di bawah ambang batas yang diperlukan untuk membentuk herd immunity.
Melansir Business Insider, para ahli memperkirakan ambang batas untuk herd immunity yang dibutuhkan untuk melawan patogen yakni 70 persen dari populasi.
Penelitian di Spanyol dan Perancis belum lama ini menunjukkan tidak lebih dari 5 persen populasi yang mengembangkan antibodi Covid-19.
Merujuk pada wabah besar yang terjadi di Spanyol satu abad lalu, William Hanage, seorang ahli epidemiologi di Harvard mengatakan wabah yang menyebabkan kematian massal tidak menghasilkan herd immunity yang berarti.
Di Amerika Serikat, hampir 85.000 orang meninggal akibat infeksi virus corona, SARS-CoV-2. Ini menunjukkan prosepek kekebalan massal tidak lebih baik.
Sebuah studi antibodi di New York menemukan bahwa 13,9 persen penduduk di negara bagian ini telah terinfeksi penyakit ini.
Di New York City, seroprevalensi yang merupakan tingkat seropositif, yakni antibodi terhadap patogen dalam darah untuk patogen ini hanya setinggi 21,2 persen.
Akan tetapi, studi itu di antara orang yang mencari tes antibodi sendiri, yang mungkin mengira merasa memiliki gejala Covid-19. Angka seroprevalensi ini masih dinilai jauh dari 50-70 persen herb immunity yang dibutuhkan.
Vaksin cara terbaik membangun herb immunity
Direktur eksekutif darurat kesehatan WHO, Mike Ryan mengatakan gagasan sejumlah negara melonggarkan pembatasan untuk membiarkan herd immunity ini terbentuk dinilai merupakan langkah yang sangat berbahaya.
“Saya pikir kita perlu sangat berhati-hati ketika menggunakan istilah-istilah seperti ini seputar infeksi alami pada manusia,” kata Ryan.
Sampai vaksin tersedia secara luas, para ahli merekomendasikan untuk memonitor virus melalui pengujian luas dan pelacakan kontak.
Selanjutnya, mengisolasi orang yang terinfeksi dan siapa saja yang berhubungan dengan mereka.
Pemerintah mungkin juga perlu menutup kembali bisnis dan memberlakukan kembali pembatasan jika infeksi semakin mengancam dan melampaui kapasitas rumah sakit setempat lagi.
“Proporsi yang sangat rendah dari orang yang telah diuji memiliki bukti antibodi,” Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO.
Jalan untuk menghadapi pandemi virus corona ini masih panjang, sebab virus ini terus menginfeksi lebih banyak orang.
Herd immunity dapat dicapai oleh komunitas atau negara hanya melalui vaksinasi. Akan tetapi, para ahli mengatakan dunia harus merencanakan bagaimana melewati Covid-19 setidaknya dalam dua tahun berikutnya tanpa vaksin.(msn)