Indovoices.com –Novavax, perusahaan bioteknologi tak terkenal asal Maryland, AS, mengumumkan hasil uji klinis fase awal untuk calon vaksin Covid-19 yang dikembangkannya, Selasa, 22 September 2020. Yang mengejutkan, sejumlah ahli virus menilai hasil yang dilaporkan perusahaan itu yang paling menjanjikan di antara calon vaksin Covid-19 lainnya yang sudah mulai diuji ke manusia.
“Ini kali pertama saya melihat lalu mengatakan, ‘Yeah, saya akan menggunakannya,’” kata virolog di Weill Cornell Medicine, John Moore.
Moore–bukan termasuk tim di Novavax–mengakui data hasil uji klinis dari setiap kandidat vaksin Covid-19 di dunia belum bisa saling diperbandingkan saat ini. Tapi dia mengatakan hasil awal vaksin Novavax paling impresif.
Angela Rasmussen, virolog di Columbia University, menilai senada. Dia juga tak terlibat dalam studi Novavax. “Hasil awal yang menjanjikan,” katanya.
Namun, Rasmussen menegaskan uji klinis harus sampai fase 3 untuk memastikan vaksin benar aman dan efektif digunakan. Uji fase 3 akan melibatkan ribuan orang dan membandingkan di antara mereka yang menerima vaksin dengan yang hanya placebo.
Keduanya merujuk kepada satu studi awal Novavax yang menguji calon vaksinnya itu kepada 56 relawan. Hasilnya, semua didapati memproduksi level antibodi yang tinggi terhadap infeksi virus corona Covid-19 dengan tanpa efek samping yang membahayakan.
Dalam studi yang lain, para penelitinya juga menemukan calon vaksin mereka sangat kuat melindungi monyet percobaan dari infeksi virus yang sama. Bahkan tidak ada sisa infeksi virus itu di paru-paru maupun hidung sebagai indikasi antibodi yang dibangkitkan vaksin mampu memblok secara spesifik virus itu.
“Ini luar biasa,” kata Akiko Iwasaki, imunolog di Yale University. Menurut catatannya, vaksin yang dikembangkan Novavax menyediakan perlindungan terkuat untuk monyet percobaan dibandingkan calon vaksin Covid-19 lainnya.
Gregory Glenn, Presiden Riset dan Pengembangan di Novavax, mengatakan perusahaan itu siap memproduksi 100 juta dosis, atau cukup untuk 50 juta orang sebanyak masing-masing dua dosis, mulai awal 2021 nanti. Perusahaan ini telah menerima hibah $ 1,6 miliar atau setara Rp 24 triliun dari program percepatan riset vaksin Covid-19 di negara itu dan mungkin mendapat tambahan jika vaksin terbukti aman dan efektif, khusus untuk perluasan skala produksi.
Novavax tidak pernah memasarkan vaksin sepanjang 33 tahun sejarah berdirinya perusahaan itu. Pengembangan yang dilakukannya kali pertama ini pun menggunakan formula yang berbeda dari pengembang vaksin lainnya yang sudah memulai uji klinis dalam upaya masing-masing membangkitkan respons sistem imun tubuh melawan infeksi virus corona Covid-19.
Per artikel ini dibuat, vaksin Novavax adalah satu-satunya yang berisi racikan protein paku virus corona dan senyawa penguat yang disebut adjuvant. Vaksin berbasis protein ini memiliki catatan sejarah penggunaan yang lebih panjang daripada yang lain seperti yang berbasis RNA atau viral vector. Vaksin berbasis protein virus misalnya digunakan pada vaksin Hepatitis B dan herpes.
Dengan formula yang sama, Novavax bahkan telah sampai ke uji klinis fase 3 untuk vaksin influenza di awal tahun ini dan telah memulai risetnya untuk MERS. Teknologi Novavax mengubah sel dari ngengat menjadi pabrik protein paku virus corona Covid-19. Novavax mengkombinasikan beberapa protein paku itu dalam partikel nano.
Untuk menambah kinerja vaksinnya itu, Novavax meracik protein paku itu dengan adjuvant. Sejumlah studi pada tikus telah menunjukkan aduvant mampu menstimulasi sel-sel imun sehingga mereka mengembangkan potensi respons terhadap virus.
Relawan yang hanya menerima suntikan vaksin berisi murni protein paku virus corona juga didapati tidak banyak memproduksi antibodi. “Adjuvant yang kami gunakan sangat penting,” kata Glenn.
Saat ini, Glenn mengungkapkan, uji klinis fase tiga atau final untuk membuktikan apakah vaksinnya itu benar aman dan efektif telah berjalan di Inggris, selain nantinya juga di Amerika Serikat sendiri. Pemerintahan Inggris pada Agustus lalu memang sudah menyetujui pembelian 60 juta dosis vaksin Novavax dan bekerja sama untuk uji coba tahap ketiga tersebut.
“Uji coba di Inggris merupakan hal yang berbeda, dimana mereka terlihat seperti akan mengalami lonjakan penyakit ini yang luar biasa,” ujar Glenn.
Covid-19: Selain Indonesia, Negara-negara Ini juga Cetak Rekor Kasus Harian
Uji klinis tahap 3 akan dilakukan dalam empat hingga enam minggu ke depan. Rencananya, Novavax bakal melibatkan 10 ribu relawan dengan rentang usia 18 sampai 84 tahun, di mana 25 persennya dikhususkan untuk usia 65 tahun ke atas. Jumlah itu belum termasuk 30 ribu relawan untuk uji di Amerika Serikat mulai Oktober.(msn)