Indovoices.com-Masyarakat internasional memuji cara Indonesia memperlakukan narapidana teroris dan upaya mencegah radikalisasi di lembaga pemasyarakatan (lapas) pada pertemuan Arria-Formula Dewan Keamanan PBB (DK PBB) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Wakil Tetap RI untuk PBB di New York Dubes Dian Triansyah Djani dengan tema “Challenges to Radicalization in Prisons” ini merupakan kerja sama Indonesia, Belgia, dan United Nations Office on Drugs and Crimes (UNODC).
Pada kesempatan tersebut, Dubes Dian Triansyah Djani menjelaskan bahwa pertemuan Arria-Formula kali ini bertujuan membahas pengelolaan risiko terhadap narapidana teroris.
“Untuk itu, pengalaman Indonesia dalam deradikalisasi narapidana teroris menjadi kontribusi positif bagi upaya penanggulangan terorisme global,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kemenkumham Sri Puguh Budi Utami menjelaskan bahwa Indonesia menerapkan berbagai pendekatan dalam pengelolaan narapidana teroris di lapas melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
“Para pemuka agama, penyintas serangan bom, bahkan mantan narapidana teroris juga dilibatkan dalam proses deradikalisasi tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut Dirjen PAS memaparkan berbagai program pelatihan life management dan kewirausahaan yang dilaksanakan bagi para narapidana teroris dengan tujuan untuk menggali potensi mereka sehingga dapat berintegrasi kembali di masyarakat pada suatu saat nanti.
“Indonesia berkomitmen untuk terus perbaiki pengelolaan narapidana terorisme, termasuk melalui infrastruktur gedung yang digunakan, sarana pengamanan, serta dukungan teknologi dan informasi,” jelas Dirjen PAS seraya menekankan peran penting hubungan positif antara para petugas, pamong, dan narapidana guna memastikan proses rehabilitasi dan reintegrasi narapidana yang efektif.
Pertemuan Arria-Formula merupakan salah satu bentuk pertemuan DK PBB yang ditujukan untuk membahas suatu isu yang dinilai rumit serta memerlukan terobosan dengan menghadirkan pakar-pakar narasumber melalui dialog interaktif.?
Pertemuan kali ini diikuti oleh 15 negara anggota DK PBB dan lebih dari 12 negara anggota PBB lainnya menyampaikan pandangan dan pengalaman mereka dalam upaya menangani narapidana terorisme, deradikalisasi di lapas, serta rehabilitasi dan reintegrasi narapidana dalam masyarakat. (jpp)