Indovoices.com-Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini dituntut untuk memiliki kompetensi dan komitmen kebangsaan guna merespon berbagai tantangan di era Revolusi Industri 4.0, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik.
“Birokrasi kita itu dituntut dua hal. Pertama memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dan juga [kedua] memiliki komitmen terhadap kebangsaan dan kenegaraan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Maruf Amin saat menerima Para Pemenang Top 3 dan Juri Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) 2019 di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara No.15, Jakarta.
Peningkatan kompetensi, lanjut Wapres, diperlukan agar seluruh ASN dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan kualitas yang lebih baik. Sebab, saat ini masih ada kesan bahwa kerja ASN lambat dan belum mampu merespon tuntutan masyarakat yang semakin kompleks. Sedangkan komitmen kebangsaan perlu diperkuat guna menghindarkan ASN dari paparan paham-paham yang tidak sesuai dengan prinsip bernegara Indonesia, seperti radikalisme dan terorisme.
Selain itu, Wapres juga menyoroti salah satu program nasional pemerintah yaitu reformasi birokrasi yang saat ini dinilai belum dilakukan secara optimal dan menyeluruh.
“Ada istilah bahwa reformasi birokrasi kita ini memang sudah dimulai, tetapi baru menyentuh kulit-kulitnya, belum jantungnya, belum paru-parunya,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, menurut Wapres, diperlukan pembedahan dan motivasi yang lebih mendalam terhadap birokrasi Indonesia. Disamping itu, secara teknis diperlukan berbagai perubahan, seperti perubahan paradigma birokrasi dari yang kaya struktural menjadi kaya fungsional agar kinerja ASN menjadi lebih efektif dan efisien.
Lebih lanjut, Wapres mengapresiasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang telah melaksanakan ajang penghargaan ASN. Hal ini diharapkan menjadi pendorong dan motivasi bagi seluruh ASN agar selalu berusaha untuk bekerja lebih baik.
Sebelumnya, Ketua Tim Juri Helmi Yahya, melaporkan bahwa ajang penghargaan ASN ini merupakan yang kedua kalinya digelar oleh Kementerian PANRB. Terdapat 3 kategori yang dinominasikan pada ajang ini yaitu PNS Inspiratif, Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama Teladan, dan The Future Leader. Dari masing-masing kategori dipilih 3 terbaik untuk mendapatkan Piala Adhigana.
“Tahun ini yang melamar untuk dipilih adalah 1.051 (orang), yang diusulkan baik oleh lembaganya maupun melalui media sosial,” ungkap Helmi.
Berikut adalah 3 ASN terbaik penerima Piala Adhigana pada penghargaan ASN 2019 dari masing-masing kategori:
PNS Inspiratif
- Jaya Setiawan Gulo dari Kementerian Keuangan
- Nani Yulia dari Polres Brebes, Jawa Tengah
- Virna Dwi Oktariana dari Kementerian Kesehatan
PPT Pratama Teladan
- Dwi Teguh Wibowo dari Kementerian Keuangan
- Iwan Dakota dari Kementerian Kesehatan
- Iwan Suprijanto dari Kementerian PUPR
The Future Leader
- Aryo Pamoragung dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
- Aldiwan Haira Putra dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan
- Susilo Ratnawati dari Provinsi D.I. Yogyakarta
Sebagai informasi, malam Anugerah ASN 2019 telah dilaksanakan pada 2 Desember 2019 lalu di Auditorium LPP TVRI, Senayan Jakarta.
Dialog Wapres dengan Penerima Anugerah ASN 2019
Dalam pertemuan ini juga dilakukan dialog singkat antara Wapres dengan para penerima anugerah ASN 2019, dimana Menteri PANRB Tjahjo Kumolo bertindak sebagai moderator.
Salah satu ASN teladan, yakni Aldiwan Haira Putra, menyampaikan kekhawatirannya terkait pengaruh Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 5 tahunan yang seringkali mengganggu kinerja ASN. Hal ini dikarenakan perubahan pimpinan di daerah biasanya diikuti dengan perubahan pejabat di bawahnya sehingga birokrasi menjadi tidak stabil.
Menanggapi pernyataan ini, Wapres mengimbau agar pelaksanaan Pemilu baik di pusat maupun daerah tidak boleh merusak tatanan profesionalisme ASN. Penempatan ASN harus sesuai dengan kompetensinya, tidak boleh karena keinginan politik atau kelompok tertentu.
Selain itu, PPT Teladan Iwan Dakota, menyampaikan saran agar kategori dalam ajang penghargaan ini dapat diperbanyak karena masih banyak ASN berprestasi di luar kategori yang ada saat ini.
Wapres menyambut baik saran ini, bahkan menginstruksikan agar ASN tidak hanya diberi penghargaan tetapi juga ditingkatkan kapasitas dan kompetensinya, misalnya dengan pemberian pendidikan dan pelatihan.
“Saya setuju bagaimana ASN ini diberi peningkatan-peningkatan melalui upaya-upaya pelatihan, upgrading, atau juga short course, kursus-kursus baik di dalam maupun di luar negeri untuk meningkatkan kemampuannya,” pungkas Wapres.
Jakarta, wapresri.go.id – Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini dituntut untuk memiliki kompetensi dan komitmen kebangsaan guna merespon berbagai tantangan di era Revolusi Industri 4.0, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik.
“Birokrasi kita itu dituntut dua hal. Pertama memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dan juga [kedua] memiliki komitmen terhadap kebangsaan dan kenegaraan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Maruf Amin saat menerima Para Pemenang Top 3 dan Juri Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) 2019 di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara No.15, Jakarta, Selasa (14/01/2020).
Peningkatan kompetensi, lanjut Wapres, diperlukan agar seluruh ASN dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan kualitas yang lebih baik. Sebab, saat ini masih ada kesan bahwa kerja ASN lambat dan belum mampu merespon tuntutan masyarakat yang semakin kompleks. Sedangkan komitmen kebangsaan perlu diperkuat guna menghindarkan ASN dari paparan paham-paham yang tidak sesuai dengan prinsip bernegara Indonesia, seperti radikalisme dan terorisme.
Selain itu, Wapres juga menyoroti salah satu program nasional pemerintah yaitu reformasi birokrasi yang saat ini dinilai belum dilakukan secara optimal dan menyeluruh.
“Ada istilah bahwa reformasi birokrasi kita ini memang sudah dimulai, tetapi baru menyentuh kulit-kulitnya, belum jantungnya, belum paru-parunya,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, menurut Wapres, diperlukan pembedahan dan motivasi yang lebih mendalam terhadap birokrasi Indonesia. Disamping itu, secara teknis diperlukan berbagai perubahan, seperti perubahan paradigma birokrasi dari yang kaya struktural menjadi kaya fungsional agar kinerja ASN menjadi lebih efektif dan efisien.
Lebih lanjut, Wapres mengapresiasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang telah melaksanakan ajang penghargaan ASN. Hal ini diharapkan menjadi pendorong dan motivasi bagi seluruh ASN agar selalu berusaha untuk bekerja lebih baik.
Sebelumnya, Ketua Tim Juri Helmi Yahya, melaporkan bahwa ajang penghargaan ASN ini merupakan yang kedua kalinya digelar oleh Kementerian PANRB. Terdapat 3 kategori yang dinominasikan pada ajang ini yaitu PNS Inspiratif, Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama Teladan, dan The Future Leader. Dari masing-masing kategori dipilih 3 terbaik untuk mendapatkan Piala Adhigana.
“Tahun ini yang melamar untuk dipilih adalah 1.051 (orang), yang diusulkan baik oleh lembaganya maupun melalui media sosial,” ungkap Helmi.
Berikut adalah 3 ASN terbaik penerima Piala Adhigana pada penghargaan ASN 2019 dari masing-masing kategori:
PNS Inspiratif
- Jaya Setiawan Gulo dari Kementerian Keuangan
- Nani Yulia dari Polres Brebes, Jawa Tengah
- Virna Dwi Oktariana dari Kementerian Kesehatan
PPT Pratama Teladan
- Dwi Teguh Wibowo dari Kementerian Keuangan
- Iwan Dakota dari Kementerian Kesehatan
- Iwan Suprijanto dari Kementerian PUPR
The Future Leader
- Aryo Pamoragung dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
- Aldiwan Haira Putra dari Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan
- Susilo Ratnawati dari Provinsi D.I. Yogyakarta
Sebagai informasi, malam Anugerah ASN 2019 telah dilaksanakan pada 2 Desember 2019 lalu di Auditorium LPP TVRI, Senayan Jakarta.
Dialog Wapres dengan Penerima Anugerah ASN 2019
Dalam pertemuan ini juga dilakukan dialog singkat antara Wapres dengan para penerima anugerah ASN 2019, dimana Menteri PANRB Tjahjo Kumolo bertindak sebagai moderator.
Salah satu ASN teladan, yakni Aldiwan Haira Putra, menyampaikan kekhawatirannya terkait pengaruh Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 5 tahunan yang seringkali mengganggu kinerja ASN. Hal ini dikarenakan perubahan pimpinan di daerah biasanya diikuti dengan perubahan pejabat di bawahnya sehingga birokrasi menjadi tidak stabil.
Menanggapi pernyataan ini, Wapres mengimbau agar pelaksanaan Pemilu baik di pusat maupun daerah tidak boleh merusak tatanan profesionalisme ASN. Penempatan ASN harus sesuai dengan kompetensinya, tidak boleh karena keinginan politik atau kelompok tertentu.
Selain itu, PPT Teladan Iwan Dakota, menyampaikan saran agar kategori dalam ajang penghargaan ini dapat diperbanyak karena masih banyak ASN berprestasi di luar kategori yang ada saat ini.
Wapres menyambut baik saran ini, bahkan menginstruksikan agar ASN tidak hanya diberi penghargaan tetapi juga ditingkatkan kapasitas dan kompetensinya, misalnya dengan pemberian pendidikan dan pelatihan.
“Saya setuju bagaimana ASN ini diberi peningkatan-peningkatan melalui upaya-upaya pelatihan, upgrading, atau juga short course, kursus-kursus baik di dalam maupun di luar negeri untuk meningkatkan kemampuannya,” pungkas Wapres.
Hadir dalam pertemuan ini para pejabat tinggi Kementerian PANRB dan para juri anugerah ASN 2019 di antaranya Penulis Senior Maman Suherman, CEO Good News From Indonesia (GNFI) Wahyu Aji, Penggiat Digital Literasi Ahmad Nugraha, dan Penggiat Perpustakaan Nasional Sulasmo Sudharmo.
Sedangkan Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar dan Plt. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Mohammad Iqbal. (kominfo)