Indovoices.com-Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Virus Corona, Wiku Adisasmito, mengakui masih kurangnya jumlah laboratorium untuk menunjang pemeriksaan Covid-19 di Indonesia. Ia mengatakan pemerintah pusat masih terus berusaha meningkatkan kapasitas laboratorium-laboratorium ini.
“Pada saat ini belum ideal dan sekarang sudah ada peraturan Kementerian Kesehatan untuk lab-lab lain,” ujar Wiku.
Saat ini, baru ada 49 laboratorium yang ditetapkan sebagai lokasi pemeriksaan bagi sampel-sampel virus ini. Termasuk di antaranya Litbangkes yang menjadi lab pertama dan pusat dari pemeriksaan virus ini di Indonesia.
“Kapasitas masing-masing lab bervariasi dan terus ditingkatkan.”
Wiku menegaskan tak mudah menambah secara signifikan jumlah lab tersebut. Karena itu, saat ini Kementerian Keseharan mengatur agar lab-lab lain agar bisa ikut memeriksa dengan persyaratan Bio Safety Level (BSL) 2. Ia mengatakan lab-lab ini untuk sementara akan menjadi lab rujukan.
Mereka akan diizinkan terlibat selama memenuhi persyaratan kemampuan, terutama sumber daya manusia, biosafety, dan biosecuritynya.
Masalah minimnya laboraturium ini menjadi salah satu kendala yang diungkapkan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). IDI mengatakan salah satu penyebab tingginya angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia, adalah karena lamanya proses tes swab para pasien dalam pemantauan (PDP).
Keterbatasan tes dan belum memadainya kapasitas laboratorium membuat hal tersebut terjadi. Akibatnya, PDP menjadi lebih lambat tertangani, dan meninggal sebelum diketahui status kesehatannya.(msn)