Indovoices.com –Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyiapkan komponen rancangan pendidikan di tengah pandemi COVID-19. Salah satu komponen yang disiapkan adalah pemberian kuota internet bagi para siswa dan siswi.
“Apa itu? Ya kuota. Ini supaya anak-anak tetap bisa belajar jarak jauh,” kata Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber dalam webinar bertema ‘Anak Cerdas dan Kreatif Jawa Tengah Maju Dalam Rangka Hari Anak Nasional’.
Ganjar mengaku Pemprov Jateng telah berkoordinasi dengan dinas terkait dalam menyiapkan komponen pendidikan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Menurutnya, pandemi ini memaksa pemerintah harus membuat tatanan baru dalam kehidupan.
“Teknologi informasi menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan. Tapi setelah datang COVID-19, kita diminta menata ulang semuanya. Untuk komponen itu sudah saya sampaikan ke dinas terkait,” ucap dia.
Selain itu, Ganjar juga menanggapi terkait hubungan anak dan orang tua yang terus mencoba bertahan di tengah pandemi. Ia memberikan apresiasi tinggi terhadap mereka.
“Anak-anak betul mencoba merespon pandemi. Ada orang tua yang bagus mendampingi, ada juga yang mengeluh. Tapi di balik anak yang hebat ada orang tua yang hebat,” tuturnya.
Sebagai contoh, Ganjar menyikapi soal seorang anak di Banyumas yang rela pergi ke bukit mencari signal agar tetap bisa belajar. Menurutnya, hal itu layak diberikan apresiasi.
“Itu anak hebat. Ia bisa menyelesaikan persoalan. Itu saya acungi dua jempol. Ia tetap survive, berkarya di tengah pandemi,” ungkap dia.
Maka dari itu, politisi PDIP itu berpesan kepada orang tua agar mampu mendidik anak dengan budi pekerti yang baik.
“Anak dan orang tua memang harus berinovasi dan kreatif di masa pandemi seperti ini. Saya nitip ajari anak-anak (di rumah) budi pekerti yang baik,” tutup dia.
Dinas Pendidikan Jateng Akan Tindaklanjuti Arahan Ganjar
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Padmaningsih, mengatakan biaya kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh sebenarnya sudah diatur dalam Permendikbud No 19 Tahun 2020.
Dana Bantuan Operasional Sekolah atau Dana BOS, dapat digunakan untuk membeli kuota. Namun, mengenai besarannya, hal itu harus disesuaikan dengan kemampuan sekolah masing-masing.
“Iya, memang diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk pembelian kuota internet untuk siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Tapi anggarannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah. Di samping itu juga, ada peruntukan dana BOS yang lain sesuai aturannya,” kata dia.
Sejauh ini, Padmaningsih menuturkan belum ada sumber anggaran khusus terkait pembelian kuota internet sebagai sarana pembelajaran jarak jauh. Pemprov Jateng masih mencari solusi terkait hal itu.
“Belum ada anggaran lain. Tapi masih kita musyawarahkan untuk mencari solusi-solusi,” ucap dia.
Sedangkan terkait sejumlah kendala yang dihadapi para siswa di lokasi sulit akses internet, Padmaningsih menuturkan sudah ada upaya guru kunjung. Yakni guru mengunjungi siswa untuk memberikan pembelajaran.
“Atau bisa mengirim materi pelajaran ke siswa dan tugas, nanti dikirim ke gurunya jika sudah selesai. Memang ada daerah yang susah sinyal. Tapi kami berupaya proses pembelajaran tetap bisa dilakukan,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah membentuk Tim Persiapan Pembelajaran Sesuai Kebiasaan Baru. Tim itu nantinya akan menggodok konsep penerapan pembelajaran dalam kondisi new normal.
“Senin depan kita akan rapat soal konsep tim ini. Kita berharap pembelajaran bisa dilakukan sesuai protokol kesehatan, yang konsep dan teknisnya masih kami godok,” tutup Padmaningsih.
Dalam acara webinar itu, selain Ganjar, terdapat sejumlah narasumber yang memberikan pemaparan seputar Hari Ank. Mulai dari Ketua TP PKK Jawa Tengah, Siti Atikoh, Kepala Perwakilan Unicef Jawa Arie Rukmantara, Forum GenRe Jawa Tengah Pingkan Saktiani P, Pengurus Forum Anak Jawa Tengah Belva Aulia Putri, Kepala Seksi PA DP3AP2KB Jawa Tengah Isti Ilma Patriani, dan Perwakilan orang tua Bambang Yunaidi.
Webinar itu juga dapat disaksikan secara live di YouTube.(msn)