Indovoices.com –Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh sekolah yang tidak siap menjalanan protokol kesehatan secara ketat tetap bertahan dengan pembelajaran secara daring. Tujuannya untuk menekan penyebaran covid-19 dan mencegah munculnya klaster pendidikan.
“Saya minta pemerintah daerah dan sekolah, tidak terburu-buru dan memaksakan diri untuk belajar secara tatap muka jika tidak siap dengan protokol kesehatan,” kata Ganjar, Senin, 24 Agustus 2020.
Menurutnya, ada sejumlah daerah di Jawa Tengah telah menggelar sekolah tatap muka di saat kasus positif covid-19 masih terus bertambah. Seperti di Rembang, Pati dan Tegal, selama 1,5 bulan terakhir.
Namun akhirnya sekolah tatap muka ditutup lagi lantaran temuan kasus baru covid-19. Seperti di Pati, seorang guru SD swasta meninggal dalam status positif terpapar virus korona. Termasuk kasus penyebaran covid-19 terhadap 35 santri di wilayah tersebut.
Sekolah di Kabupaten Semarang pun melakukan hal serupa. Sistem pembelajaran daring digelar lagi setelah 1,5 bulan KBM tatap muka berjalan. Penghentian KBM secara langsung lantaran wilayah tersebut kembali ke zona merah covid-19.
“Kita masih akan perpanjang pembelajaran jarak jauh melalui daring. Mulai hari ini hingga Sabtu, 5 September 2020, kembali dilaksanakan pembelajaran jarak jauh melalui daring,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptagiri.
Sementara itu Bupati Semarang Mundjirin mengatakan tidak ingin adanya klaster covid-19 di wilayahnya. Sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona dengan pengawasan dan protokol kesehatan ketat.
“Termasuk mengambil tindakan dini jika ditemukan satu wilayah terdapat pasien covid-19,” imbuh dia.(msn)