Indovoices.com –Peneliti Balai Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Papua, Hana Krismawati mengungkapkan gangguan listrik kerap menjadi kendala yang dihadapi petugas di laboratorium uji spesimen Covid-19di Jayapura.
“Kadang yang menjadi kendala di fasilitas saat kita harus berhadapan dengan electricity drop di Papua yang sering terjadi,” kata Hana dalam webinar Lapor Covid-19.
Hana mengatakan, gangguan listrik di Jayapura sudah menjadi makanan sehari-hari. Ia mengatakan, gangguan tersebut membuat alat atau mesin PCR di Balai Litbangkes Papua sering mati listrik dan pindah-pindah ke genset.
Selain itu, mesin PCR CFX96 tiap hari beroperasi 8-10 jam dengan masa istirahat 1 jam. “Kalau sering mati listrik akan bertahan berapa lama,” ujarnya.
Hana mengatakan, fasilitas di Balai Litbangkes Papua sebetulnya sudah cukup memadai. Balai ini memiliki 3 unit Biological Safety Cabinet (BSC) dan 2 mesin qPCR (CFX96 Biorad yang utama dan Pikoreal sebagai cadangan). Namun mesin yang dapat dioperasikan hanya 1 Biorad, sedangkan Pikoreal belum bisa digunakan karena harus dioptimalisasi terlebih dulu dan butuh waktu.
“Ini yang agak deg-degan. Mesinnya sanggup enggak. Kalau enggak ada tambahan mesin, ya, kita berharap sama mesin ini,” katanya.(msn)