Jakarta – Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyoroti politisasi obor Asian Games yang mati saat dibawa Presiden Joko Widodo. Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean menilai negative campaign sah dilakukan pada tahun politik.
“Saya sendiri bingung harus bersikap menertawakan Raja Juli Antoni atau harus bersedih karena mendapati Sekjen PSI ini ternyata belum jadi politisi,” ujar Ferdinand kepada detikcom, Sabtu (18/8/2018).
Ferdinand, yang partainya menjadi salah satu pendukung Prabowo Subianto ikut memviralkan obor Jokowi itu. Dia mengkaitkannya dengan pergantian presiden jelang Pilpres 2019.
Saya juga bingung, kenapa ada orang yang senang bicara negatif bisa jadi politisi. Bingung, ternyata orang macam Ferdinan banyak sekali jumlahnya di Indonesia. Saking kebanyakan ngomong, sampai api obor saja dijadikan bahan gunjingan.Obor mati dibikin ramai, padahal itu hal yang lumrah dan biasa-biasa saja. Rumah yang kobong sampai ratusan jumlahnya saja bisa dibikin padam, apalagi cuma api obor, wajar kalau mati dengan sendirinya.
Bayangkan, bagaimana kalau yang mati dirinya sendiri, bisa-bisa dia bangun sebentar buat menyalahkan presiden, minta nyawanya dikembalikan. Weleh welehh.
Ferdinand sangat bangga jadi politisi, sombong dan merasa paling pantas mengecilkan orang lain. Mencela pemerintah dan menyerang lawan politik jadi rutinitas dia dibelakang meja.
Padahal, pernyataannya sendiri kacangan, garing, gak mutu blass… Gak sadar apa, kalau dia itu sebenarnya kurang kerjaan? Habiburokhman juga konyol, tapi minimal dia punya kerjaan; melaporkan orang. Habibur masih mau jalan kesana-kemari, kesannya memang punya kerjaan. Nah, Ferdinand ini, sudah gak jelas apa kontribusinya buat negara, tapi senangannya menghina presiden. Kalau disuruh mikir serius belum tentu juga dia mampu. Bagaimana mau ngatur negara yang multi problem begini? Bisa retak kepalanya. Sok aksi!
Cuma bermodalkan smartphone Ferdinand tampil jadi “Jagoan Medsos”. Serangannya ngawur kayak orang buta megang pentungan. Gak perduli siapa yang kena gebuk, yang penting pukul dulu, urusan belakangan. Tapi, kena senggol sedikit baper, sontak nyerocos macam emak-emak kehabisan uang belanja. Yang model begini kepingin disebut politisi? Ckckckck….
Terbalik sih. Sebenarnya bukan Juli Anthoni yang pantas ditertawakan. Biar muda begitu, Juli Anthoni cerdas, kata-katanya lebih santun dan lebih ngerti aturan, wajahnya juga lebih teduh dibanding wajah Ferdinand. Kalau disuruh milih, siapa yang bakal anda pilih, Ferdinand si Kacang atau Juli Anthoni si Raja?