Indovoices.com-Selang beberapa jam dari pengumuman Presiden Joko Widodo terkait dua WNI positif terkena virus corona, apotek hingga mini market ‘diserang’ masyarakat.
Media sosial mulai ramai menunjukkan foto antrian panjang di supermarket di berbagai daerah, terutama di Jakarta. Masyarakat mulai panic buying kebutuhan sehari-hari, masker, hand sanitizer hingga bahan baku jamu.
Akibatnya, terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer di mana-mana. Jika ada pun, harga sudah meroket dengan tidak wajar. Panic buying tidak hanya terjadi di Indonesia.
Beberapa pekan sebelumnya, panic buying telah melanda negara-negara lain yang telah terkonfirmasi memiliki positif virus corona. Di negara maju seperti Amerika Serikat pun sempat terjadi panic buying di berbagai supermarket.
Peningkatan permintaan tersebut diakui telah menguji rantai pasokan pengecer dan pedagang grosir. Tidak seperti badai atau bencana alam, yang biasanya merupakan peristiwa regional di AS, panic buying kali ini disebabkan wabah yang menyebar secara nasional bahkan global.CNN melaporkan warga Amerika di seluruh bagian mengalami kepanikan dengan menyediakan pembersih tangan, tisu, dan produk-produk lain untuk mempersiapkan penyebaran virus corona.
Antrean panjang di toko-toko dan kepanikan membeli produk pembersih di seluruh negeri membuat para peritel ‘kelabakan’. Pembeli mengunggah gambar di media sosial tentang garis yang mengitari Costco dan rak-rak pembersih yang kosong di CVS, Walgreens dan toko obat lain.
“Sangat, sangat sibuk!” ujar Kepala keuangan Costco, Richard Galanti dalam sebuah email untuk CNN.
Costco merupakan ritel dengan nilai saham teratas di S&P 500 pada panic buying terjadi. Walmart, Walgreens dan saham ritel lainnya juga melonjak. Peritel pun menyambut panic buying tersebut dengan segera menyediakan barang lebih banyak lagi.
Analis memperkirakan panic buying dapat meningkatkan pendapatan bagi pengecer di awal tahun.
Nielsen memperkirakan pada periode Februari, penjualan pembersih tangan meningkat 73 persen, termometer melonjak 47 persen dan masker medis meningkat 319 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Pola yang kami lihat lebih sesuai dengan apa yang dilihat saat orang bersiap menghadapi badai besar di mana kategori tertentu, seperti persediaan pembersih, akan banyak diminati,” kata juru bicara Walmart.
Juru Bicara Weis Markets Dennis Curtin mengatakan bahwa Weis meningkatkan fokusnya untuk mengamankan pembersih tangan bermerek swasta di toko karena pabrikan nasional mulai menipis.
“Kami bekerja untuk menjaga rak-rak kami penuh dengan produk-produk yang mirip dengan ketika badai salju terjadi dan orang-orang tahu mereka mungkin terjebak di rumah,” kata Andrea Karns, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran di Karns Foods. Kertas toilet sudah habis terjual di supermarket Coles di Brisbane, Australia.
Seorang pekerja di Coles mengisahkan kepada CNN Business bahwa para pelanggan mengerumuni gang-gang. Bahkan, ketika pengiriman baru tisu toilet tiba, pekerja tidak punya waktu untuk membongkar barang sebelum pembeli masuk.
Semua pembeli panik sehingga pekerja hanya menyerahkan paket langsung ke pelanggan. Direktur pelaksana Costco Australia Patrick Noone mengatakan timnya telah berjuang untuk menyesuaikan diri dengan lonjakan permintaan yang mendadak selama beberapa hari terakhir.
“Kami telah melihat masuknya orang-orang di gudang di seluruh negeri dalam seminggu terakhir ” kata Noone dalam sebuah pernyataan.
Pembatasan Belanja
Panic buying yang melanda hampir seluruh dunia akhirnya membuat aturan pembatasan pembelanjaan. Di Indonesia, hampir seluruh apotek dan supermarket telah membatasi jumlah pembelian hand sanitizer dan masker per orang.
Rata-rata, satu orang hanya diizinkan membeli satu botol hand sanitizer dan dua lembar masker. Pembatasan ini dilakukan agar tidak ada penimbun dan pembagian bisa merata ke banyak orang.
Pasalnya, ditemukan penimbun di beberapa wilayah Indonesia. Penimbun ini lantas menjual dengar harga yang tidak masuk akal karena kelangkaan. Aksi penimbunan tersebut ditindak oleh pihak berwajib.
Sementara itu di Australia, jaringan supermarket Australia Woolworths dan Coles keduanya mulai membatasi pembelian kertas toilet hingga empat bungkus per orang mulai pekan ini.
Costco Australia juga membatasi berapa banyak tisu toilet, desinfektan, susu, telur, dan beras yang dapat dibeli oleh setiap pelanggan. Di Amerika Serikat, Kroger (KR) mengatakan mereka membatasi pembelian individu produk sanitasi.
Sedangkan, Home Depot membatasi jumlah masker wajah dalam pesanan tunggal yang ditempatkan secara online dan di toko.
Di Inggris, Boots membatasi pembelian pembersih tangan menjadi dua botol per pelanggan, dan toko kelontong online Inggris, Ocado telah menyarankan pelanggan untuk melakukan pemesanan lebih awal karena melonjaknya permintaan yang sangat tinggi.
Tidak hanya produk sanitasi, penyedia layanan makanan darurat juga mengalami lonjakan besar dalam penjualan.
“Kami melakukan kira-kira pesanan bulanan rata-rata kami dalam sehari. Kaleng kami memiliki masa simpan 25 tahun sehingga orang-orang benar-benar berpikir untuk menyimpannya,” kata James Blake, kepala Emergency Food Storage UK, pemasok makanan darurat terbesar di Eropa.
Berdasarkan data ArcGis, hingga Sabtu (7/3), virus yang berasal dari Wuhan, Hubei, China ini telah menginfeksi 102.471 orang di 90 negara. Virus ini telah menelan korban meninggal sebanyak 3.491 orang. (cnn)