Indovoices.com –Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat dukungan menjadi calon presiden 2024, di tengah konflik internal dengan elite PDIP.
Salah satu dukungan itu datang dari kelompok relawan yang menamakan diri Ganjarist atau Ganjar Pranowo Menuju Indonesia Satu.
Deklarasi relawan Ganjarist dilakukan Selasa 1 Mei 2021 di salah satu hotel di Jakarta Selatan. Bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad mengatakan ada empat hal yang bisa dibaca di balik fenomena Ganjarist itu.
Pertama, arus dukungan terhadap Ganjar Pranowo untuk ikut memasuki gelanggang Pilpres 2024 kian menguat dan nyata.
Satu sisi, kata Nyarwi, fenomena ini kian menegaskan bahwa dukungan publik pada sosok Ganjar tidak hanya muncul dari kalangan pemilih biasa, sebagaimana yang sering dipotret dan disampaikan sejumlah lembaga survei.
Namun, kata dia, dukungan tersebut juga datang dari kelompok masyarakat kelas menengah yang sangat potensial untuk transformasi menjadi relawan organik.
“Bukan tidak mungkin, kelompok-kelompok relawan semacam ini akan terus bermunculan pada beberapa bulan mendatang, kendati pilpres masih sekitar tiga tahun mendatang,” kata Nyarwi dalam keterangannya, Kamis (3/6).
Menurut Nyarwi, tren ini tentu bukan hal yang baru. Sebab, ujar dia, hal yang sama juga pernah publik saksikan dalam fase kemunculan Jokowi, sebagai sosok capres 2014 lalu.
Kedua, para relawan ini ketika mendeklarasikan Ganjarist, juga menegaskan diri mereka sebagai Ganjar Fansclub.
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa Ganjar sebagai politikus, secara personal memiliki daya magnetis elektoral yang cukup kuat dan dipandang sebagai capres potensial untuk maju dalam bursa Pilpres 2024 mendatang.
Ketiga, adanya deklarasi yang dilakukan oleh para relawan tersebut juga kian menegaskan bahwa bahwa Ganjar memiliki karakter atau personality yang menarik.
Menurutnya, Ganjar dipandang mampu menawarkan model kerja yang inovatif dan mengembangkan model gaya komunikasi politik yang impresif.
“Inovasi komunikasi politik Ganjar di berbagai jenis media sosial dalam kadar tertentu cukup berhasil mendorong kelahiran Ganjarist ini,” jelasnya.
Keempat, adanya sokongan dari kalangan relawan Ganjarist ini membuktikan bahwa tingkat dukungan publik atau rakyat yang selama ini terpotret oleh sejumlah lembaga survei bukanlah pepesan kosong.
Menurut dia, dukungan tersebut bersifat riil, yang salah satunya dapat dilihat melalui para relawan Ganjarist ini.
Deklarasi yang mereka lakukan tampaknya ingin menegaskan bahwa Ganjar merupakan sosok yang tidak hanya potensial menjadi capres 2024 mendatang.
Namun, kata dia, Ganjar juga memiliki dukungan elektabilitas genuine atau murni dari rakyat.
Nyarwi menjelaskan bahwa dalam perspektif marketing politik, adanya dukungan dari barisan relawan seperti Ganjarist ini, tentu saja memberikan dampak positif bagi Ganjar Pranowo.
Menurutnya, daya ekspansi elektabilitas Ganjar juga bisa makin meluas, tidak hanya terbatas di wilayah Jawa saja.
Selain itu, Nyarwi menyatakan bukan hanya tingkat popularitas dan elektabilitas Ganjar yang potensial meningkat.
Namun, kata dia, daya tawar Ganjar sebagai salah satu sosok capres potensial 2024 ini juga bisa ‘makin mahal’.
“Jika dukungan semacam ini terus mengalir, maka Ganjar akan makin bersinar,” ungkapnya.
Kendati demikian, ujar dia, Ganjar juga harus lebih hati-hati dalam menyikapi tuntutan relawan tersebut.
Di sini, lanjut Nyarwi, loyalitas sosok Ganjar pada PDIP dan pimpinan partai kian diuji.
Di tengah kondisi tersebut, Ganjar perlu terus menunjukkan dirinya sebagai petugas partai yang baik.
Ganjar juga perlu memaksimalkan kualitas komunikasi politik dengan internal para kader dan juga DPP PDIP.
“Kemampuan Ganjar dalam mengelola kedua hal tersebut akan menentukan sejauh mana dia memiliki peluang untuk dicalonkan dalam Pilpres 2024 mendatang,” pungkasnya.