Indovoices.com-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bukan hal yang mudah menjadi pejabat di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Sebab, ada tiga tantangan yang harus dihadapi yakni “harta, tahta, dan wanita”.
Erick Thohir menyinggung aksi yang dilakukan mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara.
Menurutnya, jika seseorang sudah mencapai puncak kepemimpinan maka akan dihadapkan dengan banyak godaan.
Seorang pemimpin merupakan pemegang puncak kekuasaan perusahaan.
“Yang problem khususnya di Garuda dikelilingi perempuan yang cantik-cantik.”
“Kalau kami laki-laki, kan, tiga hal yang paling memberatkan, kekuasaan, uang, dan wanita,” ujarnya.
Begitu pun dengan jajaran direksi Garuda yang begitu dekat dengan tiga hal tersebut.
Sementara itu dikutip dari tayangan YouTube Berita Satu, menurut Erick Thohir, siapa pun yang menjadi pemimpin di Garuda Indonesia akan lebih berat godaannya ketimbang menjadi pemimpin di perusahaan lain.
“Jadi siapapun yang memimpin Garuda tidak mudah, jauh lebih berat dari BUMN lainnya karena tiga hal itu.”
“Kalau BUMN perikanan, hubungannya dengan pelabuhan, cold storage, apa yang dilihat?” katanya.
Erick menyatakan, yang terpenting saat menjadi pimpinan adalah menjaga amanah.
Eks Presiden Inter Milan itu juga menjelaskan, menjadi seorang pemimpin tidak mudah karena harus dibarengi dengan akhlak.
“Apapun yang kami kerjakan, yang penting nomor satu akhlak, karakter. Apalagi di Garuda semua ada. Kalau dia menjadi salah satu pimpinan, pasti mendapat nafkah yang banyak,” ujar Erick Thohir.
Hal ini diungkapkan setelah kasus penyelundupan yang dilakukan Ari Askhara mencuat dan dibarengi dugaan sejumlah skandal yang dilakukan eks Dirut Garuda.
Erick mengaku kecewa dengan sikap jajaran direksi Garuda Indonesia yang terlibat dalam kasus tersebut.
Pasalnya, sejak kasus penyelundupan tersebut mencuat, Erick telah meminta pihak-pihak yang bersangkutan mengundurkan diri.
“Daripada mohon maaf, dicopot tidak hormat karena konsekuensinya terhadap konsekuensi sosial tidak menyenangkan dari keluarga, tetangga, dan lain-lain. Hukum yang tidak enak,” tuturnya.
Erick sangat menyesalkan kejadian penyelundupan yang dilakukan oleh para petinggi di jajaran Maskapai Garuda.
Menurut Erick, proses ini merupakan proses yang dilakukan secara menyeluruh di dalam sebuah BUMN.
Proses penyelundupan ini dilakukan secara terorganisasi dan bukan dilakukan secara individu.
Selain itu, Erick juga akan mengungkap pejabat lainnya yang terkait penyelundupan tersebut dan akan diproses secara tuntas.
Erick Thohir juga memastikan akan meninjau total Garuda Indonesia dan menunjuk pelaksana tugas Direktur Utama setelah memberhentikan Ari Askhara karena melakukan pelanggaran berat.
Lanjut, Erick Thohir langsung mengangkat Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Ari Askhara.
“Kami akan langsung tunjuk Plt,” ujar Erick.
Namun demikian, proses pencopotan Ari Askhara tidak bisa serta merta dilakukan karena Garuda Indonesia merupakan perusahaan terbuka.
Sebelum akhirnya dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Erick harus mengajukan pencopotan Ari Askhara kepada pemegang saham.
“Untuk proses pemberhentian karena perusahaan Tbk tidak bisa langsung hari ini. Kami mengajukan, kemudian ada RUPSLB,” ujarnya.(msn)