Indovoices.com –Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir berpesan agar masyarakat terus bangkit di masa pandemi Covid-19. Ia meminta pagebluk yang terjadi secara global dan menimpa semua negara dihadapi dengan penuh harapan.
“Kita perlu memandang Covid-19 dengan penuh harapan, bukan berlarut-larut dengan ratapan,” ujar Erick saat menjadi pembicara dalam webinar Meet the Leaders yang digelar Universitas Islam Indonesia, Sabtu, 10 Oktober 2020.
Erick menyebut dalam situasi yang penuh ketidakpastian, masyarakat harus mengambil kesempatan dengan cermat dan memikirkan strategi untuk berbenah serta tumbuh pasca-pandemi. Dalam hal ini, ujar dia, pemerintah membutuhkan kontribusi dari semua pihak, termasuk pelaku usaha, pemerintah, ulama, tokoh masyarakat, dan mahasiswa di perguruan tinggi.
Dengan optimisme yang terbangun di seluruh lini, Erick meyakini pemulihan dari sisi ekonomi akan tercapai. “Walau krisis ekonomi terjadi di seluruh belahan dunia, sikap positif menjadi modal penting untuk cepat bangkit,” ucapnya.
Di samping itu, Erick mengungkapkan pentingnya konsumsi masyarakat sebagai penggerak ekonomi. Konsumsi itu dibutuhkan baik di sektor produktif primer, sekunder, maupun tersier.
Dari sisi perusahaan pelat merah, Erick memastikan BUMN terus mengambil kesempatan untuk bertransformasi sebagai pemicu aktivitas ekonomi meski tetap menghadapi pelbagai tantangan. “Dalam situasi pandemi, BUMN tidak lepas dari tantangan besar. Kami terus melakukan pembenahan terhadap BUMN,” ucapnya.
Asian Bank Development (ADB) atau Bank Pembangunan Asia sebelumnya memperkirakan pertumbuhan Indonesia sampai akhir 2020 akan terkontraksi sebesar -1 persen. Vice President for Kwnoledge Management and Sustainable Development Asian Bank Development (ADB) Bambang Susanto mengatakan penurunan pendapatan domestik produk atau PDB didorong oleh minimya mobilisasi di masa pandemi.
“Kita melihat setelah pengetatan, tentu ada dampaknya. Mobility akan berkurang, pengaruhnya tentu terjadi penurunan GDP,” ujar Bambang pada 18 September lalu.
Menurut Bambang, pelemahan ekonomi tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di hampir semua negara. Berdasarkan paparannya, sepanjang 2020, negara lain di Asia seperti Korea Selatan akan mengalami kontraksi -1 persen seperti Indonesia.
Kemudian, Malaysia diperkirakan mengalami kontraksi -5 persen; Filipina -7,3 persen; Singapura -6,2 persen; Hong Kong -6,5 persen; dan Thailand -8 persen. Di Asia bagian selatan, negara-negara seperti Cina dan Pakistan pun diperkirakan mengalami pelemahan. Sampai akhir 2020, pertumbuhan ekonomi India diproyeksikan sebesar -9 persen atau turun cukup dalam dan Pakistan -0,4 persen.
Adapun negara di Asia bagian tengah seperti Azerbaijan mengalami pertumbuhan -4,3 persen dan Kazakhstan -3,2 persen. Sementara itu di Pasifik, Fiji akan mengalami kontraksi cukup dalam sebesar -19,8 persen; sedangkan Papua Nugini -2,9 persen.
Namun demikian, ada beberapa negara yang ditengarai akan mencapai level positif seperti Vietnam. Vietnam diperkirakan mengalami pertumbuhan 1,8 persen, Cina sebesar 1,8 persen; dan Taiwan sebesar 0,8 persen. Ada pula Bangladesh yang diperkirakan masih tumbuh 5,2 persen.(msn)