Indovoices.com-Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir menyatakan seharusnya Indonesia sebagai negara besar memiliki blueprint atau cetak biru strategi untuk ketahanan kesehatan. Kementerian BUMN sejak September 2019 telah mencoba membuat blueprint.
“Bahwa negara sebesar Indonesia ini sudah seyogyanya memiliki strategi yang namanya energi security, food security, dan tentu yang hari ini bisa kita lihat health security,” kata Erick Thohir.
Salah satu langkah yang diambil untuk mewujudkan health security itu adalah dengan menggabungkan rumah sakit yang ada di BUMN yang totalnya berjumlah 70 rumah sakit.
“Dan tidak di situ saja. BUMN-BUMN farmasi kita juga gabungkan, dan yang sedang kitareview sekali lagi, bagaimana ini bisa menjadi supply chain juga rumah sakit ke depannya,” ucapnya.
Erick Thohir mengaku prihatin karena hingga kini mayoritas bahan baku obat untuk industri farmasi nasional dan alat-alat kesehatan di Indonesia harus diimpor dari luar negeri. “Ini sangat menyedihkan jika negara sebesar Indonesia ini 90 persen bahan bakunya dari luar negeri untuk industri obat,” ujarnya. Selain itu, alat-alat kesehatan di Indonesia mayoritas juga masih diimpor dari luar negeri.
Sebelumnya ia mengatakan pihaknya siap membeli alat bantu pernapasan atau ventilator hingga Alat Pelindung Diri (APD) produksi lokal untuk kebutuhan rumah sakit BUMN yang menangani penyakit Covid-19.
Saat rapat dengan Presiden Joko Widodo, menurut Erick Thohir, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan terdapat alternatif pembuatan ventilator lokal dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketersediaan ventilator, kata Erick, menjadi peranti penting selama penanganan Corona di rumah sakit dan jumlahnya pun terbatas.(msn)