Indovoices.com-Presiden Jokowi mengaku telah memesan 5 ribu obat penangkal virus corona jenis Avigan, yang sudah digunakan oleh beberapa negara. Bahkan, Jokowi juga memesan obat jenis lainnya, Klorokuin (Chloroquine).
“Kita telah datangkan 5 ribu, akan kita coba dan dalam proses pemesanan dua juta. Kedua, Klorokuin, ini kita telah siap 3 juta, kecepatan ini yang kita ingin sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan COVID-19,” kata Jokowi.
Menyambung pernyataan Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Amerika Serikat (AS) juga memilih langkah serupa, ketimbang harus lockdown. Erick mengatakan, AS sepakat dengan Indonesia untuk menggunakan Klorokuin sebagai terapi COVID-19 itu.
“Amerika sudah sepakat dengan kita, menggunakan Chloroquine sebagai terapi COVID-19,” ujar Erick.
Klorokuin merupakan obat malaria yang sudah digunakan sejak Perang Dunia II. Menurut penelitian di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada 2005, obat ini efektif melawan sel primata yang terinfeksi SARS atau coronavirus generasi pertama yang mempengaruhi manusia.
Namun, penelitian itu hanya berbasis pada tes in vitro. Alias, pengujiannya hanya melalui sel makhluk hidup dan bukan melalui makhluk hidup itu sendiri.
Erick Thohir mengakui sampai hari ini belum ada obat yang diakui oleh World Health Organization (WHO). Namun, ia menegaskan langkah itu sebagai upaya melakukan penyembuhan yang patut dicoba.
“Intinya kita coba yang terbaik untuk bantu penyehatan. Semua negara mencoba, Tentu Indonesia juga. Sampai hari ini belum ada obatnya yang diakui WHO,” jelasnya.
Ia menyatakan, BUMN harus berperan untuk mendukung semua upaya tersebut. Termasuk pembuatan obat, produksi masker, hingga penyiapan rumah sakit.
“Tentu kami BUMN hanya membantu, seperti membuat obat ini. Produksi masker, membuat rumah sakit, hingga membantu tempat isolasi tambahan di Wisma Atlet,” pungkas Erick.